Reporter: Handoyo | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan terus melakukan penyelidikan secara mendalam atas kasus matinya ribuan ikan di sepanjang aliran Sungai Pangkajene, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan.
“Saya sudah mendapat laporan secara lengkap terkait kasus kematian ikan ini, dan kita telah kirimkan tenaga ahli ke lapangan untuk mengidentifikasi lebih lanjut penyebab kematian. Hingga kini, kita masih menunggu hasil uji sampel laboratorium, untuk memastikan kematian massal hewan akuatik di sungai tersebut” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Achmad Poernomo, dalam siaran persnya, Rabu (12/11).
Sejauh ini, Balitbang KP telah mengambil sampel dan melakukan penelitian lanjutan. Tak ketinggalan, kegiatan pemetaan aliran sungai, kandungan pestisida, limbah, hingga pengamatan terhadap arus dan kecepatan aliran sungai pun dilakukan. Sementara, hasilnya akan disampaikan setelah adanya data dari hasil kegiatan penelitian tersebut.
Achmad mengungkapkan, berdasarkan hasil identifikasi Tim Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau di daerah terdampak musibah kematian massal, bahwa kematian massal ikan di sungai tersebut bukanlah merupakan akibat serangan penyakit atau penyakit biologis (bakteri, virus, jamur, atau parasit). Di sisi lain, kematian ikan juga tidak disebabkan oleh adanya infeksi. Sebab organ dalam tidak mengalami pembengkakan, pendarahan dan timbunan cairan.
Selain itu, mengenai dugaan penyebab matinya ikan akibat rendahnya kandungan oksigen terlarut dan blooming fitoplankton di perairan, Achmad menjelaskan, hal ini tengah dikaji lebih mendalam. Sebab pada umumnya ikan dasar dan biota moluska dapat bertahan pada kondisi oksigen terlarut rendah. “ Fakta di lapangan menunjukkan kematian juga terjadi pada ikan dasar, udang dan kepiting serta hewan herbivora dan karnivora,” lanjut Achmad.
Setidaknya, dalam kasus kematian massal ini terdapat 35 spesies ikan yang mati secara serentak dari ukuran kecil sampai besar. Sebagai langkah konkrit lanjutan, tim Balitbang KP telah bersinergi dengan Pusat Pengelolaan Ekoregion Sulawesi dan Maluku Kementerian Lingkungan Hidup.
Sebagai gambaran, Sungai Pangkajene, merupakan perairan terbuka yang pergerakan air dinamis yang berhulu di karst. Beberapa biota seringkali dijumpai di laut juga ada di sini. Debit air mengikuti sistem pasang surut laut. Aliran sungai ini membelah pusat Kota Pangkep. Sementara Jarak muara dari pusat kota sekitar empat kilometer dengan lebar 100 meter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News