Reporter: Noverius Laoli | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Perikanan Budidaya merupakan salah satu andalan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) selain perikanan tangkap. Sejumlah upaya mulai dilakukan untuk pengembangan perikanan budidaya, salah satunya dengan mengembangkan bibit unggul.
Pada tahun 2015 ini, KKP melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) menargetkan dapat memproduksi 90 miliar ekor benih ikan yang berasal dari 15,8 juta induk.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto mengatakan benih ini tidak hanya diperuntukkan untuk perikanan budidaya, tapi juga untuk mendukung keberlanjutan stok persediaan ikan di alam. "Kami targetkan 10% dari total produksi benih ini akan kita tebar kembali ke alam untuk merekayasa sumberdaya alam perikanan yang sudah ada," ujar Slamet, Kamis (21/5).
Menurut Slamet, peningkatan produksi benih tersebut salah satu upaya untuk mencapai target produksi perikanan budidaya pada tahun 2015 yang mencapai 17,9 juta ton. Ia bilang, pemerintah butuh ikan bukan hanya untuk dibesar atau dibudidayakan menjadi ikan konsumsi, melainkan juga untuk memperkaya dan menabah stok ikan di alam. Hal itu dilakukan lantaran saat ini, stok ikan di alam sudah mulai berkurang karena tinggi penangkapan yang kerap tidak memperhatikan keberlanjutan populasi.
Untuk memproduksi benih sebanyak 90 miliar ekor itu, KKP akan melakukan dengan teknologi pembenihan ikan yang telah dimiliki. Dengan adanya teknologi tersebut, benih yang dihasilkan dapat di-restock atau ditebar kembali ke alam.
Dengan begitu, diharapkan perairan umum baik itu di sungai, danau dan waduk dapat kembali memiliki stok ikan yang berlimpah sehingga masyarakat dapat menikmatinya untuk meningkatkan gizi.
Benih yang akan diproduksi ini nantinya dirancang untuk hemat pakan. Sebab selama ini, harga pakan yang melambung tinggi membuat banyak pembudidaya ikan kewalahan dalam memanggung biaya produksi. Dengan dihasilkannay benih yang efisien dalam penggunaan pakan, maka dapat diturunkan secara genetik kepada benih ikan berikutnya. Benih yang dihasilkan juga nantinya akan diupayakan bebas penyakit, cepat bertumbuh sehingga dapat lekas dipanen.
Nantinya, Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup DJPB didoronng untuk menjadi pelopor dari semua kebijakan dalam bidang produksi benih ini. Sebab UPT harus memproduksi benih untuk restocking dan konsumsi, selain itu harus membina UPT Daerah (UPTD) di wilayah binaannya. Dan bagi UPTD yang kurang berprestasi, DJPB akan menyesuaikan anggarannya dan dialihkan ke UPTD yang mampu mendukung kebijakan dalam hal produksi benih ini.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan produksi perikanan budidaya pada triwulan I 2015 lalu mencapai 2,1 juta ton dengan nilai produksi Rp 4,9 triliun. Produksi ini disumbang oleh komoditas nila yang mencapai 149.000 ton dengan nilai produksi Rp 2,5 triliun dan komoditas bandeng yang mencapai 137.000 ton dengan nilai produksi Rp 1,9 triliun.
Volume produksi perikanan budidaya tersebut lebih tinggi ketimbang produksi perikanan tangkap yang hanya sebesar 1,4 juta ton kendati nilai produksinya jauh lebih besar yakni Rp 29,3 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News