kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Klaster industri baja baru di Batulici Kalsel


Senin, 11 Desember 2017 / 21:01 WIB
Klaster industri baja baru di Batulici Kalsel


Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia kembali mengembangkan klaster industri baja yang baru. Selain klaster di Cilegon, Banten, kini pemerintah membuka klaster di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Ilmate) Harjanto menyatakan Gunung Garuda telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan perusahaan asal China yakni Shenwu Technology Corp pada kawasan Batulicin.

Klaster tersebut diestimasikan bisa mempunyai kapasitas 3 juta ton baja per tahun. Nah , kerja sama investasi dengan Shenwu ini diperkirakan bisa menarik investasi senilai US$ 3 miliar, angka tersebut dihitung berdasarkan nilai investasi rata-rata untuk kapasitas 3 juta ton baja, namun angka tersebut bisa berubah tergantung kesiapan infrastruktur.

Dia bilang, kawasan tersebut memiliki besi kadar rendah. Dengan kerjasama antara Gunung Garuda dan Shenwu Technology Corp bisa mengolah baja dari hulu hingga ke hilir.

"Mereka (Shenwu) melakukan kerjasama di sana karena melihat potensi yang besar dari Indonesia untuk ASEAN,"kata Harjanto, Senin (11/12).

Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto bilang Indonesia sebelumnya sudah mempunyai klaster baja di Cilegon dengan kapasitas 10 juta ton per tahun. Selain itu, saat ini klaster baja di Morowali dengan kapasitas 3,5 juta ton per tahun terus dikembangkan.

Dengan klaster di Batulicin dengan kapasitas 3 juta ton per tahun tersebut, ia optimistis pada tahun 2025 Indonesia bisa mempunyai total produksi baja sebesar 16,5 juta ton per tahun.

"Kita punya klaster di Cilegon, di Morowali, dan Batulicin, tinggal untuk hilirnya kami dorong di kawasan pulau jawa," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×