kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   11.000   0,75%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

KNPK: Pernyataan WHO soal tembakau tidak benar


Senin, 21 April 2014 / 18:41 WIB
KNPK: Pernyataan WHO soal tembakau tidak benar
ILUSTRASI. Pekerja memproduksi sepatu untuk diekspor di Tangerang, . ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/hp.


Sumber: TribunNews.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Koalisi Nasional Penyelamatan Kretek (KNPK) menilai propaganda anti tembakau oleh kelompok anti tembakau di Indonesia tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Menurut KNPK, perang terhadap tembakau ini telah berkembang menjadi kebohongan. “Ilmu pengetahuan sampah (junk science) telah menggantikan ilmu pengetahuan yang jujur (honest science)," kata peneliti KNPK, Zulvan Kurniawan, Senin (21/4).

Zulvan mengatakan, pernyataan organisasi kesehatan dunia WHO tidak lain daripada propaganda yang tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Data, angka, statistik, estimasi, tidak tidak bisa dipertanggung jawabkan. Menurutnya, tembakau bukan penyebab dari risiko segala macam penyakit sebagaimana disebutkan WHO selama ini.

Zulvan mendasarkan pada beberapa hasil riset, diantaranya seperti yang dimuat dalam British Journal of Cancer (2002) yang membuktikan, tidak adanya hubungan antara merokok dengan risiko kanker payudara. Hasil kajian lain yang dikenal dengan sebutan Roll Royce of Studies menjelaskan, tidak adanya hubungan antara merokok dengan sakit jantung seperti dimuat dalam Journal of Critical Epidemology 42, No 8, 1989.

Studi lain seperti tertuang dalam artikel Study Casts Doubt on Heart ‘Risk Factors’. Dalam studi tersebut diungkapkan, studi cardiologi paling besar yang pernah dilakukan telah gagal menemukan hubungan antara serangan jantung dengan faktor-faktor risiko klasik, seperti merokok dan tingkat kolesterol yang tinggi.

“Hasil studi tersebut justru menguak, kegelisahan, kemiskinan, perubahan ekonomi, dan sosial mempunyai hubungan dengan penyakit jantung. Fakta yang terungkap bahwa seseorang yang berhenti merokok namun kehilangan rumah tempat tinggal secara umum berada pada risiko terkena penyakit jantung karena faktor stres,” ujar Zulvan.

"Kita tentu akan mendukung kampanye anti merokok dan kebijakan kesehatan publik jika didasarkan pada kebenaran dan kejujuran. Jika mengorbankan kebenaran dan di atas kebohongan argumentasi demi kepentingan tertentu, jelas tidak kita dukung,” katanya lagi. (Sanusi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×