kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kominfo kaji proses lelang satelit multifungsi pemerintah


Kamis, 25 Januari 2018 / 20:45 WIB
Kominfo kaji proses lelang satelit multifungsi pemerintah


Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bakal mengadakan lelang pengadaan satelit multifungsi pemerintah yang dalam pelaksanaannya nanti berada di bawah Badan Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi (BP3TI).

Hingga saat ini, proses pengadaan satelit tersebut masih sampai pada tahap kajian pasar yang ditargetkan selesai pada Mei 2018. Adapun, rencana periode kerja sama tersebut berlangsung selama 15 tahun.

Proyek Satelit Multifungsi ini sejatinya merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah yang menggunakan skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Menteri Kominfo Rudiantara mengatakan, melalui proyek tersebut, pihaknya ingin memberikan pelayanan akses komunikasi broadband pada wilayah-wilayah yang menjadi kewajiban pelayanan universal atau Univeral Service Obligation (USO). Wilayah tersebut merupakan wilayah yang belum terlayani dan tidak terjangkau oleh layanan broadband terestral.

Menurut Rudiantara, hingga saat ini, pembahasan terkait lelang tersebut masih sampai pada tahap verifikasi market. "Sekarang sedang verifikasi dari market Pendidikan dan Kebudayaan. Jadi marketnya di mana, sekolahnya di mana, posisi GPS. Setelah itu masuk pra desain," ungkapnya kepada media beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut Rudiantara menegaskan, jika semua tahapan tersebut selesai dan semua dokumen sudah siap, pada kuartal II/2018, nanti, proses pelelangan tersebut sudah bisa dimulai. Dengan begitu, pada akhir 2018 nanti sudah bisa diputuskan siapa pemenangnya.

Dhia Anugerah Febriansa, Direktur Infrastruktur BP3TI mengatakan, proyek tersebut ditujukan bagi perusahaan produsen satelit dunia yang memiliki kompetensi membuat High Throughput Satellite (HTS), namun tidak terbatas pada perusahaan yang merupakan operator satelit berskala dunia.

"Tidak hanya produsen satelit dunia, penyelenggara jaringan satelit lokal yang memiliki kompetensi melaksanakan operation dan maintenance satelit juga diharapkan sebagai mitra," ujarnya saat dihubungi KONTAN.co.id, Kamis (25/1).

Terkait nilai investasi proyek satelit tersebut, pria yang akrab disapa Odi itu belum bisa menyebutkan secara detail. "Nilai pagu pastinya masih dihitung ulang saat ini," kata dia.

Namun demikian, mengutip data yang diterima KONTAN dari BP3TI, nilai belanja modal atau capital expenditure (capex) yang mencakup satelit, roket, peluncur, stasiun bumi, dan asuransi mencapai Rp 8,48 triliun. Adapun operational expenditure (opex) memiliki komposisi sebesar 7% dari nilai capex stasiun bumi yang mencapai Rp 1,52 triliun.

Mengacu catatan KONTAN.co.id, BP3TI pernah melakukan identifikasi kebutuhan layanan dari titik - titik pelayanan pemerintah yang membutuhkan koneksi broadband seperti di sektor pendidikan, kesehatan, kepolisian, pertahanan, dan keamanan serta pemerintahan dalam negeri. Hasil identifikasi itu menyebutkan, ada 149.000 titik lokasi layanan yang akan mendapatkan berkah satelit tersebut.

Dari jumlah itu, titik terbanyak adalah untuk sekolah, yakni 93,900, diikuti kantor pemerintahan sebanyak 47,900 titik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×