kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kominfo sebut operator telah siap jadi mitra pemerintah untuk mencegah ponsel ilegal


Rabu, 21 Agustus 2019 / 18:36 WIB
Kominfo sebut operator telah siap jadi mitra pemerintah untuk mencegah ponsel ilegal
ILUSTRASI. Penjualan ponsel


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berencana untuk melakukan pembatasan peredaran ponsel ilegal. Kini pemerintah telah menyiapkan Rancangan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika tentang Pembatasan Akses Layanan Telekomunikasi Bergerak Seluler pada Alat dan Perangkat Telekomunikasi.

Draft aturan tersebut banyak melibatkan para operator dalam pelaksanaannya. Misalnya, setiap operator telekomunikasi diwajibkan mengidentifikasi International Mobile Equipment Identity (IMEI) yang tersambung dalam jaringannya. 

Baca Juga: Kominfo: Masyarakat yang sudah terlanjur pakai ponsel ilegal tak perlu khawatir

IMEI sendiri adalah identitas yang terdiri dari 15 digit nomor desimal untuk mengidentifikasi perangkat telekomunikasi.

Pelaksana tugas Kepala Biro Humas Kominfo Ferdinandus Setu mengatakan sejauh ini pihaknya kerap berkomunikasi dengan para operator telekomunikasi. 

“Mereka akui pada awalnya akan cukup merepotkan karena butuh sumber daya tambahan,” katanya kepada Kontan.co.id pada Rabu (21/8).

Tapi sejauh ini, tambah Ferdinandus, para operator telekomunikasi bisa memahami rencana pemerintah tersebut.

Baca Juga: Operator bakal berperan dalam penerapan IMEI

Sehingga operator menurutnya akan siap membantu aturan pemerintah untuk mencegah peredaran ponsel ilegal di Indonesia.

Catatan Kontan.co.id, pada awal bulan ini, Wakil Ketua Umum ATSI Merza Fachys mengatakan jika operator telekomunikasi menjadi pihak yang akan melakukan validasi, maka kebutuhan dananya bisa mencapai Rp 200 miliar. 

“Itu untuk operator besar dengan jumlah pengguna yang banyak, ya,” terangnya.

Baca Juga: Daripada blokir IMEI, perbaiki sistem deteksi di hulu agar ponsel ilegal tak masuk
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×