kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Komite Nasional Kebijakan Governance sarankan Grab terapkan GCG lebih baik


Rabu, 13 Juni 2018 / 20:05 WIB
Komite Nasional Kebijakan Governance sarankan Grab terapkan GCG lebih baik


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus pembobolan dana insentif Grab masih meninggalkan polemik. Sejumlah pihak menilai, perusahaan sebaiknya lebih terbuka guna menetralisir polemik yang terjadi.

Ketua Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) Mas Achmad Daniri mengungkapkan hal paling mendasar penerapan good corporate governance (GCG) dalam sebuah bisnis adalah transparansi. "Masalah di Grab itu kemungkinan karena informasi tidak sampai ke mitra driver sehingga oknum Grab itu bisa melakukan reroute rekening,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (12/6).

Sehingga, perlu ada prinsip check and balance serta transparansi itu agar masalah serupa tidak terulang lagi. "Sebenarnya prinsip GCG murah dan sederhana,” imbuhnya.

Dia mencontohkan bagaimana peraih nobel, Muhammad Yunus membangun prinsip serupa GCG dalam Grameen Bank di Bangladesh. ”Dari 10 anggota, misalnya, ketika salah satu default maka yang lain tanggung renteng. Sesederhana itu. Maka harus saling mengingatkan dan transparan,” paparnya.

Maka kembali pada prinsip transparansi melibatkan pengelola dengan para anggota dalam hal ini mitra driver Grab. ”Kemungkinan persoalan di GRAB terjadi karena tidak ada transparansi,” tambah Achmad.

Dengan begitu, GCG dalam Grab bisa lebih kuat. Sehingga, hal-hal yang tidak diinginkan yang disebabkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab bisa diminimalisir.

Seperti diketahui, kasus raibnya dana insentif mitra Grab berbuntut panjang. Dalam penyelidikan yang dilakukan Polda Metro Jaya terungkap ada oknum yang turut memodifikasi akun mitra Grab. Aksi tersebut diungkapkan beroperasi dari akhir tahun 2017 hingga Mei 2018.

Pelakunya adalah pihak call center Grab, mantan admin call center, dan seorang modifikator akun para mitra Grab yang memodifikasi akun para pengemudi Grab Car itu. Uang insentif yang seharusnya diberikan untuk 3.000 akun GRABCar dialihkan ke rekening pelaku.

Merasa dirugikan, Ketua Umum Asosiasi Driver Online (ADO) Christiansen Wagey menuntut Grab seharusnya bertindak lebih profesional. Apalagi Grab punya mitra pengemudi yang tidak sedikit.

Sebab, menurutnya, peristiwa itu secara langsung berdampak negatif pada mitra driver. Terlebih yang dimanipulasi adalah data-data akun para mitra dan dilakukan oleh pegawai internal.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×