Reporter: Aris Nurjani | Editor: Yudho Winarto
Dewi menjelaskan selain kegiatan penanaman mangrove, Prodia juga turut aktif dalam kegiatan-kegiatan lainnya yang berorientasi pada lingkungan hidup, sosial, serta pemberdayaan kesehatan masyarakat, antara lain kegiatan penanaman terumbu karang di Nusa Penida yang bekerjasama dengan NGO setempat, penanaman pohon buah alpukat, dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Baca Juga: incar Peningkatan Pendapatan Hingga 11%, Begini Rencana Prodia (PRDA) Sepanjang 2023
Program CSR ini menjadi fondasi Prodia untuk semakin memantapkan komitmennya untuk patuh kepada aspek-aspek ESG.
"Ke depannya, kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan sinergi yang baik antara Insan Prodia dengan masyarakat lokal dan pemerintah setempat untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga hidup sehat dengan selalu menjaga kelestarian lingkungan," jelasnya.
Menurut Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, pohon mangrove berpotensi dapat menyerap dan menyimpang zat karbon 4-5 kali lebih besar dibandingkan dengan daratan.
Sekitar 1.000 tC/ha (ton karbon per hektare) dapat diserap oleh pohon mangrove, lebih tinggi bila dibandingkan dengan serapan karbon di daratan yang hanya berkisar 300 tC/ha.
Corporate Secretary Prodia Marina Amalia mengatakan, Prodia menyerahkan lebih dari 1000 bibit pohon mangrove kepada PPI PALJAYA untuk kemudian dibudidayakan dan dikelola secara rutin.
Pemilihan penanaman mangrove dalam CSR Prodia kali ini dikarenakan mangrove merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir, hingga dimanfaatkan secara komersil.
Bibit pohon mangrove nantinya dapat dimanfaatkan sebagai tanggul alami, kawasan ekowisata, kawasan hijau penyerap CO2, perbaikan ekosistem bawah air, maupun menjadi sumber penghasilan masyarakat sekitar dalam pengolahan buah pohon mangrove.
"Seluruh bibit pohon mangrove akan dialokasikan di 3 titik yang menjadi area penanaman bibit pohon mangrove milik Prodia”, ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News