Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan groundbreaking pembangunan smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik pada Selasa (12/10).
Proyek ini direncanakan menjadi smelter single line terbesar di dunia dengan kapasitas 1,7 juta ton konsentrat per tahun dan dibangun di atas lahan seluas 100 hektar. Nilai investasi proyek smelter ini mencapai Rp 42 triliun.
Peresmian ini menandai dimulainya tahap konstruksi smelter, setelah sejumlah tahapan dilakukan termasuk Front-End Engineering Design, reklamasi dan penguatan lahan, serta rekayasa detail yang sudah dimulai sejak akhir 2018. Hingga saat ini, kemajuan pembangunan smelter telah mencapai 8%.
Presiden Joko Widodo dalam sambutannya menyatakan pembangunan smelter di dalam negeri akan memperkuat hilirsasi industri. “Saya berharap kehadiran PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus Gresik akan menjadi daya tarik bagi industri lain, khususnya industri turunan tembaga untuk ikut berinvestasi,” kata Jokowi.
Jokowi melanjutkan, ke depannya pemerintah akan terus memberikan dukungan penuh demi meningkatkan iklim investasi.
Baca Juga: Groundbreaking pabrik smelter Freeport, Jokowi tekankan nilai tambah di Indonesia
Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengungkapkan peresmian ini sekaligus menegaskan komitmen PTFI untuk membangun smelter sesuai kesepakatan divestasi tahun 2018 lalu. “Kewajiban pembangunan smelter tertuang dalam Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) PTFI yang menjadi bagian tak terpisahkan dari izin keberlanjutan operasi PTFI hingga 2041,” ujar Tony.
Asal tahu saja, konsentrat tembaga yang dipasok ke Smelter ini berasal dari tambang bawah tanah terbesar di dunia yang dikelola PTFI.
Tony menjelaskan, di tengah tantangan pandemi covid-19, pihaknya terus berupaya melakukan penyesuaian dan memastikan pembangunan tetap berjalan dengan mengedepankan kesehatan dan keselamatan seluruh tenaga kerja serta masyarakat di sekitar area kerja.
Sebelumnya, PTFI menggandeng PT Chiyoda International Indonesia untuk melakukan pekerjaan Engineering, Procurement, dan Construction (EPC) di tahap konstruksi. Tahap ini diyakini akan membuka lapangan pekerjaan bagi setidaknya 40.000 tenaga kerja (secara kumulatif) yang direkrut melalui perusahaan kontraktor. PTFI akan mendorong perusahaan kontraktor agar memaksimalkan perekrutan masyarakat lokal untuk mengisi bidang-bidang pekerjaan tertentu.
“Kami berterima kasih atas perhatian penuh dari Bapak Presiden dan para menteri pada acara peresmian ini. Kami juga mengharapkan dukungan untuk kemudahan perijinan dan insentif fiskal untuk membantu nilai keekonomian proyek smelter ini ,” ujar Tony Wenas.
Tony juga menambahkan bahwa industri hilir tembaga dan turunannya di Indonesia perlu ditingkatkan, sehingga produk katoda tembaga dapat semakin banyak diserap di dalam negeri dan memberikan manfaat ekonomi yang lebih luas.
Selanjutnya: Jokowi tinjau groundbreaking pabrik smelter di Jawa Timur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News