kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kondisi industri manufaktur Indonesia di kuartal III 2019 terus merosot


Selasa, 01 Oktober 2019 / 10:14 WIB
Kondisi industri manufaktur Indonesia di kuartal III 2019 terus merosot
ILUSTRASI. Kondisi industri manufaktur Indonesia di kuartal III 2019 terus merosot


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor manufaktur Indonesia mengakhiri kuartal tiga tahun ini dengan catatan melemah atau merosot. IHS Markit menilai lesunya sektor ini karena operasional yang memburuk selama tiga bulan berturut-turut pada bulan September 2019.

Dalam rilis yang diterima Kontan pada Senin (1/10) IHS Markit mengungkapkan Purchasing Managers’ Index™ (PMI™) Manufaktur Indonesia naik 0,1 poin dari sebelumnya 49,0 pada bulan Agustus menjadi 49,1 pada September.

Baca Juga: Pandeglang bersiap menjadi wisata geopark nasional

Walaupun naik, data tersebut menunjukkan penurunan lebih lanjut sebab posisinya masih stagnan seperti bulan sebelumnya. Adapun PMI manufaktur Indonesia sebelumnya dari Juli ke Agustus tertekan cukup dalam dari sebelumnya 49,6 di Juli 2019 menjadi 49.0 di Agustus 2019.

Kepala Ekonom IHS Markit Bernard AW menyatakan, data rata-rata PMI selama triwulan ketiga yakni di  49,2 merupakan rata-rata terendah sejak akhir tahun 2016.

“Data PMI IHS Markit terkini menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur Indonesia terjebak dalam situasi menantang pada bulan September,” jelasnya dalam keterangan tertulis.

Bernard menilai di titik 49,2, rata-rata PMI pada triwulan ketiga konsisten dengan pertumbuhan GDP 5% dalam tiga bulan yang berakhir pada bulan September

Baca Juga: Catat rekomendasi saham Profindo Sekuritas untuk perdagangan Selasa (1/10)

Ada tiga temuan pokok yang digarisbawahi IHS Markit di sepanjang September tahun ini. 

Pertama, adanya penurunan pada output dan permintaan baru. Bernard menjelaskan terjadi tekanan harga serta biaya output yang turun untuk pertama kalinya hanya dalam kurun waktu tiga tahun karena perusahaan menawarkan diskon guna menaikkan penjualan.

Baik produksi maupun permintaan baru terus menurun. Hal ini menyebabkan perusahaan mengurangi jumlah staf dan aktivitas pembelian. Inventaris input dan barang jadi naik di tengah-tengah penurunan output dan penjualan.

Bernard menyatakan, kondisi permintaan secara keseluruhan terus menurun pada akhir kuartal III 2019. Arus total permintaan baru turun selama dua bulan berturut-turut pada bulan September 2019 dan pada kisaran yang sama di bulan Agustus 2019.

Merujuk pada data tersebut, Bernard bilang permintaan domestik dan eksternal masih lemah. Permintaan ekspor baru terus menurun pada bulan September. Akibatnya, produksi terus dikurangi karena perusahaan menyesuaikan operasional di tengah-tengah penurunan penjualan.

Adapun dengan adanya tekanan ini, Bernard menyatakan perusahaan juga mengurangi jumlah staf dengan tenaga kerja pabrik menurun selama tiga bulan berturut-turut. Bernard menilai pengurangan tenaga kerja ini merupakan yang tercepat sejak bulan Desember 2017.

Baca Juga: Kebutuhan Terus Naik, Iklim Investasi Bisnis Petrokimia Harus Dibenahi premium

Adanya pengurangan beban, tentunya hal ini memengaruhi biaya output yang terpantau turun untuk pertama kalinya hanya dalam kurun waktu tiga tahun sampai dengan  September 2019.

Temuan pokok kedua, perusahaan terus mengurangi aktivitas pembelian karena adanya kenaikan harga bahan baku seperti plastik, kertas, kain, dan beberapa jenis makanan.

Temuan pokok Ketiga, setelah menurun di dua bulan sebelumnya, penumpukan pekerjaan tidak berubah pada bulan September. Namun adanya inventaris yang menumpuk di tengah penjualan yang melemah.

Bernard memproyeksikan prospek sektor manufaktur Indonesia dalam jangka pendek agak suram. Namun, prospek jangka panjang lebih positif.

Baca Juga: Ini dia, apartemen terbaik dunia yang dibangun orang Indonesia

Ekspektasi bisnis untuk output pada tahun mendatang masih tinggi, dengan tingkat kepercayaan bisnis secara keseluruhan sangat positif. Optimisme didukung oleh aktivitas promosi, ekspansi pasar terencana, model produk baru, dan kenaikan perkiraan penjualan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×