Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
Merujuk pada data tersebut, Bernard bilang permintaan domestik dan eksternal masih lemah. Permintaan ekspor baru terus menurun pada bulan September. Akibatnya, produksi terus dikurangi karena perusahaan menyesuaikan operasional di tengah-tengah penurunan penjualan.
Adapun dengan adanya tekanan ini, Bernard menyatakan perusahaan juga mengurangi jumlah staf dengan tenaga kerja pabrik menurun selama tiga bulan berturut-turut. Bernard menilai pengurangan tenaga kerja ini merupakan yang tercepat sejak bulan Desember 2017.
Baca Juga: Kebutuhan Terus Naik, Iklim Investasi Bisnis Petrokimia Harus Dibenahi premium
Adanya pengurangan beban, tentunya hal ini memengaruhi biaya output yang terpantau turun untuk pertama kalinya hanya dalam kurun waktu tiga tahun sampai denganĀ September 2019.
Temuan pokok kedua, perusahaan terus mengurangi aktivitas pembelian karena adanya kenaikan harga bahan baku seperti plastik, kertas, kain, dan beberapa jenis makanan.
Temuan pokok Ketiga, setelah menurun di dua bulan sebelumnya, penumpukan pekerjaan tidak berubah pada bulan September. Namun adanya inventaris yang menumpuk di tengah penjualan yang melemah.
Bernard memproyeksikan prospek sektor manufaktur Indonesia dalam jangka pendek agak suram. Namun, prospek jangka panjang lebih positif.
Baca Juga: Ini dia, apartemen terbaik dunia yang dibangun orang Indonesia
Ekspektasi bisnis untuk output pada tahun mendatang masih tinggi, dengan tingkat kepercayaan bisnis secara keseluruhan sangat positif. Optimisme didukung oleh aktivitas promosi, ekspansi pasar terencana, model produk baru, dan kenaikan perkiraan penjualan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News