kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.415.000   -13.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.602   0,00   0,00%
  • IDX 8.096   179,95   2,27%
  • KOMPAS100 1.121   30,32   2,78%
  • LQ45 799   26,33   3,41%
  • ISSI 285   3,69   1,31%
  • IDX30 417   15,69   3,91%
  • IDXHIDIV20 470   17,49   3,86%
  • IDX80 124   3,24   2,68%
  • IDXV30 133   3,97   3,08%
  • IDXQ30 132   4,55   3,58%

Kondisi Usaha Ritel Membaik, APPBI Menilai Masih Ada Tantangan Baru


Kamis, 02 Februari 2023 / 20:21 WIB
Kondisi Usaha Ritel Membaik, APPBI Menilai Masih Ada Tantangan Baru
ILUSTRASI. Pengunjung melintas di salah satu mal di Jalan Alternatif Cibubur, Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin (31/10/2022). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/tom.


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sekjen Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonsus Widjaja mengatakan bahwa kondisi usaha ritel sudah mulai membaik dan berangsur menuju kondisi normal saat ini.

Namun demikian, ia menilai ada tantangan baru yang ada saat ini dihadapi setelah kondisi pandemi relatif terkendali dengan baik.

"Tantangan baru yang dihadapi saat ini adalah dampak ketidakpastian global yang berdampak terhadap daya beli masyarakat khususnya untuk kelas menengah bawah," ujar Alphonsus kepada Kontan, Kamis (2/2).

Ia melanjutkan, kesulitan yang masih dihadapi oleh beberapa pelaku ritel tidak hanya terjadi akibat pandemi COVID - 19, tetapi juga diakibatkan beberapa hal lainnya.

Baca Juga: ZONE Melihat Penjualan Kuartal I 2023 Bakal On Track

Ia berpendapat, pandemi COVID - 19 yang telah berlangsung selama tiga tahun telah menguras stamina para pelaku usaha dan tentunya akan berdampak lebih berat lagi bagi para pelaku usaha yang kinerjanya kurang maksimal sejak sebelum pandemi.

"Pengaruh yang cukup signifikan juga adalah tren gaya berbelanja masyarakat yang berubah. Sekarang ini kecenderungan untuk berbelanja tidak dalam jumlah besar lagi tapi hanya secukupnya dan seperlunya saja," sambungnya.

Tak hanya itu, APPBI mencatat saat ini masyarakat lebih memilih di lokasi terdekat untuk berbelanja dengan kediamannya. Hal ini merupakan imbas dari pergerakan yang dibatasi selama beberapa waktu yang cukup lama dan diminta diam di rumah saja karena pandemi.

Alphonsus menambahkan, pada momen Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini, merupakan momen pertama yang tanpa pembatasan, setelah tiga tahun berturut-turut sebelumnya selalu disertai dengan berbagai pembatasan akibat pandemi COVID - 19.

Baca Juga: Pasokan Pusat Perbelanjaan Baru akan Bertambah Sekitar 115 Ribu Meter Persegi

Ia memperkirakan, rata-rata tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan bisa meningkat 100% di masa Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini.

"Diperkirakan rata-rata tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan pada saat Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini dapat mencapai lebih dari 100% dibandingkan dengan sebelum pandemi, atau paling tidak sama dengan sebelum pandemi," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×