kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kontraktor swasta kian gesit berburu proyek


Rabu, 12 April 2017 / 22:27 WIB
Kontraktor swasta kian gesit berburu proyek


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Peran kontraktor swasta di bisnis konstruksi tampaknya semakin besar. Perusahaan swasta masih bisa meraup kontrak baik dari infrastruktur maupun proyek gedung di tengah dominasi kontraktor-kontraktor BUMN.

Lihat saja, tiga perusahaan konstruksi swasta berhasil mengantongi kontrak baru yang cukup besar selama tiga bulan pertama tahun ini. PT Acset Indonusa Tbk (ACST) misalnya, sudah meraup kontrak anyar senilai Rp 6,9 triliun. Ini melonjak 127,5% jika dibandingkan periode yang sama tahun 2016 yang hanya mampu membukukan Rp 2,4 triliun kontrak baru.

Bahkan perusahaan bagian dari Astra Group ini sudah berhasil melampaui target yang dipatok sebelumnya yakni Rp 4,5 triliun. Dengan terlewatinya target tersebut, ACST kemudian mengerek target menjadi Rp 7,5 triliun tahun ini.

Adapun kontrak baru yang dikantongi Acset sepanjang tiga bulan pertama ini berasal dari proyek infrastruktur yakni tol Jakarta-Cikampek II Elevated senilai Rp 6,6 triliun, jalan tol Terbagi Besar Kayu Agung yang merupakan bagian dari tol Trans Sumatera dan proyek soil improvement work (central Java Project).

Meskipun masih banyak waktu mengejar target lebih tinggi, ACST tidak mau menaikkan target terlampau tinggi. "Pasalnya, target tersebut harus disesuaikan dengan kemampuan perusahaan terutama dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM) agar proyek yang sudah didapat bisa dikerjakan dengan baik." kata Direktur Utama ACST, Jeffrey Gunadi Chandrawijaya, Senin (10/4).

Dengan tambahan kontrak carry over tahun lalu sebesar Rp 5,1 triliun maka total kontrak yang akan digarap perusahaan ini tahun 2017 mencapai Rp 12,6 triliun.

Untuk mengejar target baru yang sudah disusun, ACST masih akan fokus mengincar proyek infrastruktur baik dari eksternal maupun dari grup Astra. Saat ini, ACST sedang mengikuti tender dua proyek jalan tol yang dimiliki oleh Astratel yakni tol Kunciran-Serpong dan Serpong-Balaraja.

Meskipun sejak tahun 2016 sudah mengubah fokus ke arah infrastruktur, namun ACST tidak meninggalkan proyek gedung. Di grup sendiri, perusahaan akan mengincar proyek-proyek gedung yang dikembangkan melalui Astra Properti.

ACST masih optimistis prospek bisnis konstruksi masih akan cerah karena pembangunan infrastruktur masih berlanjut sementara proyek-proyek gedung juga mulai menggeliat.

Dengan kemampuan yang mereka miliki terutama dengan kelebihan di sisi pondasi, perusahaan bisa berperan di proyek-proyek infrastruktur.

Kontraktor lainnya, PT Total Bangun Persada Tbk juga berhasil mencetak pertumbuhan kontrak baru. Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode TOTL ini telah mengantongi kontrak anyar Rp 813 miliar sepanjang kuartal I 2017 atau meningkat 159% dibanding periode yang sama tahun lalu yakni Rp 314 miliar.

Kontrak tersebut diperoleh dari tiga proyek gedung milik swasta yakni Thamrin Nine Phase 2, Green Office Park dan Show Gallery The Haven Bintan. Dengan pencapaian tersebut, TOTL telah berhasil merealisasikan 20,3% target Rp 4 triliun yang dipasang tahun ini.

Mahmilan Sugiyo Warsana, Sekretaris Perusahaan TOTL mengatakan, tahun ini pihaknya masih akan tetap fokus membidik proyek gedung karena keahlian perusahaan ada di segmen tersebut.

Lalu PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) meraih pertumbuhan pencapaian kontrak baru. Kuartal I 2017, perusahaan ini membukukan kontrak baru Rp 530 miliar atau meningkat 53% dari kuartal I tahun lalu yakni Rp 346 miliar. Pencapaian ini setara 16% dari target yang sudah ditetapkan Rp 3,3 triliun tahun ini.

Kontrak tersebut didapat dari sejumlah proyek yang sebagian besar merupakan proyek gedung. Di antaranya Yogya Sumber Sari Juncion – Bandung, Mason Pine Hotel- Padalarang, Apsara Tower- The Kahyangan Solo Baru, Cerestar- Medan, Arsitektur Apartemen Tentrem Semarang dan Stasiun Cisauk-BSD.

Meskipun sudah meningkat, NRCA melihat pertumbuhan konstruksi belum begitu baik. Perusahaan berharap hingga akhir tahun industri konstruksi bisa tumbuh lebih baik. "Kita harap lebih baik dari tahun lalu," ujar Priscila pada KONTAN.

Sekretaris Perusahaan NRCA, Priscila Endita mengatakan pihaknya akan berusaha secara aktif mencari proyek terutama dari pelanggan tetap untuk mencapai target yang sudah dipatok. NRCA bahkan akan selalu terbuka untuk menjalin kerja sama operasi dengan pihak asing maupun kontraktor lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×