Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi korona turut menahan ruang gerak bisnis food and beverage (F&B), termasuk kedai Kopi. Melemahnya daya beli dan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa dan Bali menyebabkan permintaan kopi menurun.
Manajemen Kopi Kenangan mengakui permintaan konsumen pada gerai yang terkonsentrasi di pusat bisnis dan pusat belanja melemah. Jam operasional pusat belanja dibatasi, kemudian karyawan melakukan aktivitas work from home (WFH).
Baca Juga: Menutup 2020, peritel minuman Kopi Kenangan catat peningkatan transaksi online 200%
"Penurunan permintaan di pusat bisnis dan pusat belanja memang cukup terasa," ungkap Edward Tirtanata, CEO & Co-Founder Kopi Kenangan, dalam forum Editors Gathering, belum lama ini.
Dalam forum itu, Edward ditemani Chief of Business Development Officer & Co-Founder Kopi Kenangan James Prananto dan Chief Marketing Officer & Co-Founder Kopi Kenangan Cynthia Chaerunnisa.
Untuk menyiasati penurunan tersebut, Kopi Kenangan kini fokus membuka gerai di wilayah residensial. Terbukti, permintaan di kawasan ini cukup bergairah. Akibat pandemi korona, masyarakat saat ini lebih banyak beraktivitas di rumah, termasuk WFH dan belajar online.
Tahun ini, manajemen Kopi Kenangan tak berencana menghimpun pendanaan baru. Sebab, ekuitas mereka masih cukup tebal. "Untuk pendanaan, kami tidak terganggu," ujar Edward.
Pada Mei 2020, Kopi Kenangan mengumumkan telah berhasil menghimpun pendanaan Seri B senilai US$ 109 juta yang dipimpin oleh investornya, Sequoia Capital. Adapun investor baru pada pendanaan ini termasuk B Capital, Horizons Ventures, Verlinvest, Kunlun, Sofina. Tak ketinggalan, investor pendanaan awal Kopi Kenangan yang kembali ikut serta dalam pendanaan seri B adalah Alpha JWC.
Baca Juga: Kopi Kenangan siap cetak 1.000 Barista Baru melalui 5000 pelatihan Kenangan Academy
Kopi Kenangan berencana menggunakan dana segar itu untuk memperkuat posisinya di Indonesia, mulai dari menambah gerai, meluncurkan produk baru, hingga berinvestasi dalam teknologi.
Berdiri sejak 2017 dengan badan hukum PT Bumi Berkah Boga, Kopi Kenangan kini telah memiliki 420 gerai yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia. "Sebentar lagi kami akan masuk Kalimantan," tutur Edward.
Selain menyajikan kopi, Kopi Kenangan juga menyediakan sejumlah produk minuman lainnya seperti teh tarik, milo hingga Thai Tea. Mereka juga mulai memperluas produk dengan menyediakan aneka roti.
Pada November 2020, Kopi Kenangan memperkenalkan produk roti dengan nama Cerita Roti. Produk ini memiliki beberapa varian rasa, seperti cokelat klasik, keju manis, milo serta daging asap keju.
Saat ini Kopi Kenangan memproduksi 5.000 potong roti per hari. "Ke depan, kami akan memproduksi 20.000 roti per hari," ungkap Edward.
Ekspansi Kopi Kenangan tidak berhenti sampai di sini. Mereka ingin menjajal pasar regional dengan target awal membuka gerai di Malaysia dan Thailand. "Saat ini kami sedang menunggu momentum untuk masuk, sambil melihat perkembangan penanggulangan pandemi korona di mancanegara," kata Edward.
Baca Juga: Penjualan kopi dan produk kopi di platform digital melesat
Untuk mendukung agenda ekspansi ke depan, Kopi Kenangan bahkan menghidupkan kembali rencana go public di Bursa Efek Indonesia. Kopi Kenangan mengharapkan initial public offering (IPO) di bursa saham bisa terwujud pada tahun 2023 mendatang.
Edward belum bisa membeberkan target dana IPO beserta porsi saham yang ditawarkan kepada investor publik. Saat ini, Kopi Kenangan sedang melakukan sejumlah persiapan, termasuk dari sisi tata kelola dan rencana bisnis yang bisa memperkuat pertumbuhan.
"Untuk target pendanaan sangat bergantung kondisi kami tahun 2022, kemudian perkembangan ekspansi regional, perkembangan Cerita Roti serta revenue dan cash flow perusahaan," pungkas Edward.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News