Reporter: Vina Elvira | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) dengan PT Pertamina Power Indonesia (PT PPI) dan PT Rukun Raharja Tbk (PT RAJA) melakukan penandatanganan nota kesepahaman yang dilakukan oleh Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim dengan Chief Executive Officer (CEO) PT PPI Dannif Danusaputro dan Direktur Utama PT RAJA Djauhar Maulidi di Nusa dua, Bali pada Jumat 11 November 2022.
KRAS bersama PT PPI dan PT RAJA menjajaki kerja sama pengembangan proyek pipa transmisi dan distribusi hidrogen bersih di wilayah Banten dan Jawa Barat Indonesia.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan bahwa penjajakan kerja sama ini dapat membuka potensi kerja sama lainnya antara berbagai pihak, termasuk juga dapat melibatkan Krakatau Steel Group, seperti PT Krakatau Sarana Infrastruktur dan PT Krakatau Daya Listrik.
"Setelah penandatanganan nota kesepahaman ini, rencananya kami segera menjalankan diskusi-diskusi dan penggunaan teknologi terkait proyek yang berkaitan dengan penggunaan fasilitas, peralatan, dan material masing-masing baik dari PT PPI maupun dari PT RAJA,” ujar Silmy, dalam keterangan resminya, hari ini.
Baca Juga: Kemenperin Dukung Target Ekspor Furnitur Sebesar US$ 5 Miliar
PT PPI adalah anak usaha PT Pertamina (Persero) yang memiliki bidang usaha terkait investasi dan proyek-proyek pembangunan pembangkit tenaga listrik baik nasional dan internasional. Sedangkan PT RAJA adalah sebuah perusahaan yang melalui anak perusahaannya memiliki bidang usaha terkait dengan jasa penunjang energi.
Silmy menambahkan, Krakatau Steel saat ini tengah melakukan pengembangan energi baru terbarukan. Penjajakan kerja sama strategis ini akan dimulai dengan pemeriksaan kelayakan berdasarkan informasi yang ada maupun kolaborasi pengembangan berbagai potensi proyek yang dimungkinkan.
Sebelumnya, Krakatau Steel dan PT PPI bersama IGNIS Energy Holdings telah menandatangani Joint Study Agreement pembangunan blue/green hydrogen plant di wilayah industri Krakatau Steel yang terintegrasi dengan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) lepas pantai dan PLTS yang ke depannya dapat memproduksi listrik hingga 500 MWp – 1,5 GWp.
Menurut Silmy, penjajakan kerja sama ini merupakan bentuk kontribusi Krakatau Steel Group dalam mewujudkan Green Steel maupun Green Industrial Area.
"Sebagai bentuk kepedulian kami untuk industri baja nasional yang ramah lingkungan demi masa depan yang lebih baik lagi bagi generasi mendatang,” tutup Silmy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News