Reporter: Noverius Laoli | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Upaya pemerintah mengembangkan sektor kemaritiman terganjal sektor permodalan. Khususnya bagi para nelayan yang selama ini kesulitan mendapatkan modal dari perbankan. Dari data yang dimiliki Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kredit bank yang disalurkan ke sektor maritim jumlahnya masih mini yakni baru Rp 17,6 triliun per Desember 2014.
Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Susi Pudjiastuti, porsi dana perbankan yang disalurkan ke sektor maritim itu hanya mencapai 0,49% dari total kredit yang disalurkan industri perbankan sebesar Rp 3.600 triliun.
Dari jumlah yang disalurkan ke sektor kelautan dan perikanan itu, sebesar 75% berupa kredit modal dan 25% untuk modal investasi. Padahal sektor usaha di bidang kelautan dan perikanan memiliki potensi yang besar dan tentu saja membutuhkan pembiayaan yang besar juga.
"Sebab kredit perbankan itu bisa ke sektor penangkapan ikan, budidaya, pengolahan, pemasaran produk, wisata bahari dan jasa pendukung lainnya," ujar Susi, Selasa (12/5).
Susi meminta agar pada tahun ini, perbankan mau menyalurkan kredit langsung kepada nelayan. Kemudian KKP juga mendorong agar perbankan menyalurkan beberapa pembiayaan ke sejumlah sektor kelautan dan perikanan seperti pembiayaan kapal, pembiayaan penyediaan lemari pendingin atau cold storage, pembiayaan sentra produksi perikanan, pembiayaan rumput laut dan pelabuhan.
Menurut Slamet Soebjakto, Dirjen Perikanan Budidaya pada tahun ini pihaknya menargetkan pertumbuhan kredit di sektor kelautan dan perikanan naik sebesar 67% atau Rp 29 triliun hingga akhir 2015. Bukan hanya perbankan, tapi KKP juga melirik sektor pembiayaan lainnya untuk menyokong permodalan di bidang kelautan dan perikanan.
Ada 12 lembaga pembiayaan yang siap mengucurkan dana pada sektor ini senilai Rp 500 miliar pada tahun ini. Namun sayang, Slamet tidak menyebutkan nama-nama lembaga tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News