Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengatakan, permasalahan di industri migas di Tanah Air relatif klasik.
Menurut Eddy, permasalahan tidak hanya di sektor penurunan konsisten lifting migas. Namun, banyak juga investor migas besar hengkang dari Indonesia. Imbasnya, men-trigger, penurunan lifting migas, dan berpotensi habis dalam 15 tahun mendatang.
"Solusinya perlu investasi siginifikan dari pengusaha dalam negeri. Pertamina perlu meningkatkan produksi migasnya," ujarnya, beberapa waktu lalu.
Eddy menjelaskan, perlu insentif serta perangkat hukum guna menarik investor besar masuk ke Indonesia. Selain itu, lanjutnya, bauran energi juga perlu diperbesar dari energi baru dan terbarukan. Termasuk pemanfaatan energi matahari, angin, geothermal yang cukup tinggi di Indonesia.
"Kita berharap dengan produk hukum baru akan mempercepat hadirnya investasi di energi baru dan terbarukan. Agar power energi di sektor energi baru dan terbarukan meningkat siginifikan. Mengingat, energi yang dimanfaatkan baru 2,5 persen dari total potensi 400 Gigawatt yang ada," kata Sekjen DPP PAN ini.
Selanjutnya: Kementerian ESDM dan Kemenhub kerja sama pemanfaatan EBT di bandara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News