Reporter: Fitri Nur Arifenie |
JAKARTA. Krisis Yunani rupanya menyambar produsen batubara terbesar kedua Indonesia, yaitu PT Adaro Energy Tbk.
Direktur Utama PT Adaro Energy Tbk, Boy Garibaldi Tohir mengatakan, ekspor batubara Adaro ke Spanyol turun sebesar 25% hingga 30%. Permintaan batubara dari Spanyol menurun karena Spanyol terkena imbas dari krisis utang Yunani.
"Penjualan kami ke sana turun sekitar 25-30% karena krisis Yunani telah merembet ke Spanyol. Padahal, Spanyol salah satu negara pelanggan Adaro dalam jumlah besar," ujar Direktur Utama PT Adaro Energy Tbk, Boy Garibaldi Thohir.
Meski ekspor batubara ke Spanyol turun, penjualan batubara Adaro masih bagus. Pasalnya, ekspor batubara milik Adaro masih ditopang oleh ekspor ke sejumlah wilayah di Asia seperti China, India, Malaysia dan Taiwan yang naik 25% hingga 30%. Ditambah lagi, penjualan batubara di pasar domestik masih cukup bagus. Boy mengatakan, permintaan untuk batubara dalam negeri, khususnya dari PLN masih menunjukkan peningkatan.
Meski, permintaan batubara dunia naik, Boy mengaku banyak perusahaan-perusahaan batubara yang berkompetisi. Saat ini, batubara milik Adaro bisa bersaing di pasar dengan produk dari negara lain. Karena, produk batubara Adaro memiliki sulfur rendah sehingga dibutuhkan sebagai bahan pencampur dari produk batubara lainnya.
"Kalau dibilang sedang bulish itu memang benar. Tapi karena pasarnya sedang bagus maka banyak kompetitor yang muncul dari Afrika Selatan, Australia dan Colombia. Jadi ada keseimbangan," tegas Boy.
Selain Spanyol, saat ini, Adaro sendiri sudah menjual hasil tambangnya ke 19 negara dengan 41 pelanggan yang tersebar di seluruh dunia. Untuk masing-masing negara, Adaro menyuplai sekitar 2-2,5 juta ton per tahun.
Untuk pasar dalam negeri, Adaro menyuplai 11 juta ton atau sekitar 26% dari total produksi Adaro. Sebesar 70-80%-nya dipasok ke pembangkit-pembangkit milik PLN. "Selain PLN, Adaro juga pasok ke produsen listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) dan Industri," kata Boy.
Tahun ini, Adaro mematok produksi batubara Adaro mencapai 45 juta ton; naik dari tahun lalu yang hanya 40,3 juta ton. Untuk penjualan, Boy mengharapkan tahun ini bisa menjual batubara sebanyak 45,5 juta ton atau 500.000 ton lebih banyak dari produksi.
"Mungkin 45,5 juta ton karena ada anak usaha kami yaitu Coal Trade Internasional yang akan beli ke pasar," ungkapnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News