Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga kuartal I-2018, salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta, PT Food Station Tjipinang Jaya berhasil mencatatkan pendapatan hingga Rp 701 miliar. Angka ini naik 228% dari periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi mengatakan, pendapatan tersebut berasal dari hasil perdagangan komoditas pangan dan usaha Food Station lainnya seperti penyewaan properti dan lainnya.
Arief bilang, peningkatan pendapatan tersebut dapat terjadi karena saat ini BUMD tengah berupaya mereformasi diri. "Dulunya BUMD mengandalkan properti sewa properti seperti outlet dan gudang, sekarang mereformasi diri dengan mengembangkan perdagangan," ujar Arief kepada Kontan.co.id, Minggu (22/4).
Dari total pendapatan tersebut, kontribusi dari penjualan Food Station sebesar Rp 692 miliar. Food Station menjual berbagai komoditas pangan mulai dari beras, minyak goreng, gula, telur, ikan hingga susu. Meski begitu, Arief menjelaskan beras menyumbang penjualan yang paling besar.
Arief mengakui, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi dalam bisnis beras. Khususnya karena siklus panen yang bergeser dan adanya aturan penerapan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk komoditas beras medium dan beras premium.
Arief membeberkan, pada Januari dan Februari lalu sulit untuk medapatkan gabah yang sesuai dengan harga HET. Saat itu, sangat sulit untuk mendapatkan keuntungan. Pasalnya, harga gabah di Jawa sudah sangat tinggi. Namun, Arief mengatakan pihaknya berupaya untuk mencari sumber produksi beras lain.
"Karena di Jawa gabah sulit, jadi kami mencari sampai ke Sulawesi. Bahkan sampai sekarang sudah ada 500 kontainer beras yang didatangkan dari Sulawesi," ujar Arief.
Saat ini musim panen tengah berlangsung di wilayah Jawa. Arief mengatakan, saat-saat seperti ini, sudah ada beras yang dihargai Rp 8.200-Rp 8.300 per kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News