Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Fitri Arifenie
JAKARTA. Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, omzet industri makanan dan minuman di triwulan pertama tahun ini diyakini tidak bakal anjlok dibanding kuartal IV-2013. Padahal secara tradisi, omzet penjualan makanan minuman di tiga bulan pertama setiap tahun biasanya selalu menurun dibanding kinerja di akhir tahun.
Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Franky Sibarani bilang, salah satu faktor pendongkrak penjualan makanan minuman di awal tahun adalah mulai marak kegiatan politik.
Menurut Franky, pada bulan Februari sampai Maret, para calon legislatif mulai menggelar kampanye menggunakan sistem tatap muka dengan masyarakat. "Tren kampanye sekarang seperti itu. Nah, biasanya di momentum seperti itu, banyak disiapkan makanan minuman untuk konsumsi masyarakat," kata Franky.
Sekadar kilas balik, selama kuartal IV-2013, omzet industri makanan minuman mencapai Rp 178,8 triliun. "Untuk kuartal I ini, minimal jumlahnya menyamai," lanjutnya. Sementara, kalau dibandingkan dengan penjualan makanan minuman di kuartal I-2013, tahun ini diperkirakan akan terjadi kenaikan omzet sekitar 7% secara year on year.
Franky menambahkan, karena gelaran pemilihan umum (pemilu), akan ada tambahan perputaran uang di masyarakat sebesar Rp 44 triliun di tahun ini. Ia yakin, sekitar 40% sampai 50% dari tambahan uang tersebut akan digunakan untuk belanja makanan minuman .
Sehingga, kalau dihitung sampai akhir tahun, Franky optimistis omzet industri makanan minuman bisa menembus Rp 789 triliun. Jumlah ini naik sekitar 6% dari omzet industri ini di tahun 2013 yang mencapai Rp 745 triliun.
Pertumbuhan bisnis makanan minuman ini juga bakal mendongkrak industri lain, khususnya kemasan. Tahun ini, industri ini diperkirakan bisa tumbuh di atas 6% dibanding tahun lalu yang sekitar Rp 53 triliun. Artinya, dengan proyeksi tersebut, omzet industri kemasan di tahun 2014 bisa mencapai Rp 56,2 triliun lebih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News