Reporter: Amalia Fitri | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Emiten penyedia jasa layanan kesehatan dan laboratorium, PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 10,81% di angka Rp1,23 triliun sepanjang kuartal III 2019.
Senada, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat 13,59% di angka Rp120,970 miliar dari Rp106,494 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Prodia Widyahusada (PRDA) habiskan mayoritas dana IPO untuk membangun outlet
Dewi Muliaty, Direktur PRDA menjelaskan pihaknya cukup puas dengan pencapaian kinerja kuartal III 2019. Pertumbuhan pendapatan tersebut, ungkap Dewi, ditopang oleh adanya peningkatan segmen pemeriksaan dan kunjungan pelanggan.
"Sebagaimana yang sudah disampaikan melalui keterangan resmi, jumlah pemeriksaan kami pada kuartal III, mencapai 11,5 juta dan jumlah kunjungan mencapai 1,8 juta. Jumlah tersebut masing-masing mengalami kenaikan sebesar 5,4% dan 5,8 % dari periode yang sama pada tahun sebelumnya," jelasnya kepada Kontan, Kamis (31/10).
Ia melanjutkan jika pencapaian pendapatan dan laba bersih PRDA pada periode ini, menunjukkan konsistensi perseroan mempertahankan kinerja keuangan yang solid
Pihalnya juga akan terus fokus pada upaya peningkatan pendapatan, intensifikasi perluasan pasar, efisiensi berkelanjutan, serta optimalisasi penggunaan teknologi dan sistem automasi laboratorium.
Baca Juga: Usai dengan Taspen, Prodia (PRDA) belum beberkan rencana gandeng korporasi lain
Lebih lanjut, laba kotor PRDA juga tumbuh 11,8% menjadi sebesar Rp 722,27 miliar dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp 645,99 miliar. Sementara EBITDA meningkat menjadi Rp 188,78 miliar dari Rp 166,02 miliar di tahun sebelumnya.
Adapun jumlah aset naik 0,51% secara year to date menjadi sebesar Rp 1,94 triliun dari Rp1,93 triliun dibandingkan dengan akhir 2018. Jumlah liabilitas menurun 0,15% di angka Rp367,648 miliar dari Rp368,215 miliar. Sedangkan jumlah ekuitas naik 0,64% di level Rp1,57 triliun dari Rp1,56 triliun dari akhir 2018.
"Penurunan liabilitas jangka pendek, disebabkan penurunan hutang bank jangka panjang jatuh tempo satu tahun sebesar Rp 17,31 miliar atau sebesar 84,1%. Hal ini diakibatkan pembayaran cicilan hutang dan tidak adanya penambahan atas hutang bank sampai dengan periode September 2019," jelas manajemen sebagaimana tertera di keterangan resmi, Kamis (31/10).
Baca Juga: Laba Prodia Widyahusada (PRDA) naik 34,2% di Semester I-2019
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News