Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - TANGERANG. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mengungkap beberapa strategi pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang akan digenjot pada tahun 2025, khususnya untuk mendukung transisi energi dan pengurangan emisi karbon.
"Belakangan ini kita sangat fokus dengen renewable power, SP (Solar Panel), kemudian Geotermal bagian dari Medco Power," ungkap Direktur and Chief Administrative Officer MedcoEnergi, Amri Siahaan dalam agenda IPA Convex, Selasa (20/05).
Lebih detail, pengembangan EBT di Medco grup utamanya terlihat dari perkembangan bisnis di sektor listrik mereka.
Berdasarkan laporan tahunan perseroan sepanjang 2024, penjualan dari sektor ketenagalistrikan mencapai 4.108 GWh, dengan komposisi 20% berasal dari sumber terbarukan dan 80% berasal dari pembangkit berbahan bakar gas.
Baca Juga: Kontrak Migas Medco Energi (MEDC) di Blok Bualuang Thailand Diperpanjang 10 Tahun
Amri juga menambahkan bahwa pihaknya memiliki sektor bisnis yang disebut sebagai clean power.
"Kita memang fokus kepada clean energy, di bawah Medco Power ada beberapa seperti (PLTP) Ijen dan (PLTS) solar PV di Bali," tambahnya.
Dalam paparannya, Amri menyebut, setidaknya ada empat proyek EBT yang akan dikejar oleh Medco Grup di tahun ini.
Impor Listrik Hijau ke Singapura
Target pertama tahun ini berkaitan dengan kelanjutan potensi ekspor listrik bersih Medco ke Singapura.
Pada 2024, Medco Power bersama mitranya mendapatkan conditional import license dari Energy Market Authority Singapura untuk memasok listrik bertenaga surya sebesar 600 MW ke Singapura melalui proyek PLTS Bulan.
Jika berhasil, Bulan akan menjadi salah satu proyek tenaga surya terbesar di Asia Tenggara yang juga diharapkan akan meningkatkan kapasitas produksi serta pemasangan PLTS di Indonesia, maupun sistem penyimpanan energi.
Amri bilang, dalam perkembangannya, untuk mengekspor sebanyak 600 MW, maka diperlukan fasilitas pembangunan PLTS dengan kapasitas 2 GW.
Baca Juga: KUFPEC Tawarkan Proyek Natuna D-Alpha ke Pertamina dan Medco
"Kita sudah dapat mengekspor green power ke Singapura, kita bekerja keras agar proyek ini terjadi. Dengan kapasitas (ekspor) 600 MW, tapi fasilitas yang harus kita bangun 2 GW," jelasnya.
Usai menyelesaikan tahap mechanical completion untuk Geotermal Ijen Fase 1, dan dapat mulai beroperasi secara komersial pada awal 2025. Amri menyebut, pihaknya juga akan mengejar kelanjutan proyek PLTP Ijen Fase dua.
"Ini fase satu sebesar 34-35 MW kita hasilkan di Ijen, baru saja beroperasi bulan lalu. Sangat baik dan kami sangat mengharapkan masuk ke fase duanya, target (daya)-nya 100-105 MW," bebernya.
Asal tahu saja, pengembangan PLTP Ijen tahap satu didukung oleh 83 menara transmisi dan jalur transmisi 150kV, proyek ini akan meningkatkan stabilitas jaringan listrik dan diharapkan dapat mengalirkan listrik ke sekitar 85.000 rumah tangga di sistem Jawa-Bali.
Selain Ijen, Medco juga mengumumkan telah memperoleh hak eksplorasi geotermal baru di Samosir, Sumatra Utara, menandai langkah lanjutan dalam memperkuat portofolio energi terbarukan.
Proyek PLTS Bali Timur (Bali Solar PV) 25 MWp
Di tahun ini, Medco juga menargetkan proyek PLTS Bali Timur dapat mulai beroperasi, tepatnya pada kuartal kedua tahun ini.
PLTS yang digerakan oleh dua anak usaha Medco Power, PT Medco Solar Bali Timur dan PT Medco Solar Bali Barat ini akan memasok listrik bersih sebesar 25 MWp.
"Bali Solar PV, ini startup lah, komisioning kita sudah selesai kita bisa langsung start, semoga akhir kuartal ini bisa beroperasi secara penuh, ini ada di Bali Timur," katanya.
Baca Juga: Medco Energi Internasional (MEDC) Rilis Daftar Anak Usaha Penjamin Surat Utang
Proyek Energi Listik Batam (ELB)
PT Energi Listik Batam (ELB) menjadi salah satu Independent Power Producer (IPP) berbasis gas yang dimiliki oleh Medco.
Pada tahun ini ELB ditargetkan akan menyelesaikan ekspansi untuk mengubah panas terbuang menjadi energi dengan daya tambahan mencapai 39 MW yang ditargetkan selesai pada kuartal ke-3 tahun 2025.
"Penyelesain ELB ada di Batam, ini dari gas pembangkit listriknya itu. Jadi gas buangnya kita panaskan lagi, kita putar lagi untuk menghasilkan listrik. Ini yang kita lakukan (ekspansi) di ELB," ujar Amri.
Beberapa perkembangan proyek energi bersih ini sejalan dengan target penurunan emisi yang dibidik Medco Grup.
Sepanjang 2024, MEDC telah mencatatkan pengurangan emisi mencapai 181.727 tCO2 e/tahun (puncak) disertai dengan pengurangan satu kali sebesar 53.713 tCO2e pada 2024. Sementara, pengurangan emisi metana (CH4) tercatat sebesar 10.092 tCO2 e/tahun (puncak) dan pengurangan satu kali sebesar 4.422 tCO2.
Dan dalam waktu kurang lebih lima tahun, periode 2019-2024 MedcoEnergi tercatat telah menekan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 30 persen dan menurunkan CH4 atau gas metana sebesar 46%.
"Dari sini, target 2025 sebagai interim target sudah tercapai di awal tahun ini, bahkan sebetulnya tahun kemarin sudah dipenuhi," ungkapnya.
"Ada bayak sekali action yang dilakuan untuk men-deliver sustainbility strategy atau termasuk di dalamnya climate change target. Mulai dari pemasangan solar PV di fasilitas onshore, shorebase hingga di tempat tinggal atau camp kita," tambahnya.
Adapun untuk mendukung pada transisi rendah karbon, di tahun ini Medco menargetkan kapasitas listrik terpasang yang berasal dari campuran energi terbarukan.
Dengan komposisi sebesar 26% berasal dari kapasitas IPP berbasis renewable dan 74% berasal dari 74% berasal dari kapasitas IPP berbasis gas.
Selanjutnya: Cek Harga Kambing Kurban untuk Idul Adha 2025 Wilayah Kota Yogyakarta dan Sekitarnya
Menarik Dibaca: Mager tapi Mau Sehat? Yuk Bikin Resep Caesar Salad Super Simpel, Fresh dan Enak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News