kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kurangi energi fosil di pembangkit listrik, begini lima strategi pemerintah


Jumat, 11 Desember 2020 / 13:09 WIB
Kurangi energi fosil di pembangkit listrik, begini lima strategi pemerintah
ILUSTRASI. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Energi fosil hingga kini masih mendominasi dalam bauran energi di Indonesia. Kendati begitu, sejalan dengan dunia global, Pemerintah menyebut akan terus mendorong upaya pengurangan emisi gas rumah kaca melalui efisiensi energi.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana mengakui bahwa hingga saat ini batubara masih berlimpah dan secara ekonomis menjadi pilihan utama dalam pemenuhan energi listrik. Kata dia, ketergantungan energi fosil masih tinggi, tapi pemerintah akan menjalankan komitmen ke masyarakat global untuk menggunakan energi fosil secara lebih bersih.

"Kami melakukan transisi untuk energi yang kami pakai agar lebih bersih, berkelanjutan, kompetitif, dan bisa diterima oleh masyarakat sendiri dan masyarakat global,” kata Rida sebagaimana yang dilansir di situs Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM seperti dikutip Kontan.co.id, Jumat (11/12).

Baca Juga: Persiapan MotoGP, PLN targetkan SUTT 150 kV Mataram-Incomer rampung pertengahan 2021

Rida menjelaskan setidaknya ada lima hal yang dilakukan Pemerintah untuk membuat energi fosil menjadi lebih bersih. Pertama, meneruskan co-firing dengan mencampurkan biomassa untuk bahan bakar PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap). 

Kedua, dengan menerapkan Clean Coal Technology (CCT) untuk pembangkit baru dan beberapa sudah diterapkan. Ketiga, melanjutkan langkah lainnya adalah menjajaki penerapan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS). 

“Beberapa PLTU yang sudah tua dan berumur 30 tahun dan dinilai sudah tidak lagi efisien dan sangat mahal maka kita akan menutupnya. Kita juga mempertimbangkan menjalankan moratorium PLTU baru, kita membatasi PLTU baru di Jawa dan mendorong pembangunan PLTU di mulut tambang,” sambung Rida.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×