kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba bersih Bintraco Dharma (CARS) tertekan hingga September 2019


Jumat, 15 November 2019 / 14:51 WIB
Laba bersih Bintraco Dharma (CARS) tertekan hingga September 2019
Vice President Director PT Bintraco Dharma Tbk Benny Redjo Setyono bersama dengan Direktur Bintraco Dharma Fatrijanto usai paparan publik di Jakarta (15/11).


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk (CARS) harus menelan pil pahit akibat pertumbuhan ekonomi yang melandai dan lesunya industri otomotif.

Buktinya saja laba bersih konsolidasian Bintraco harus tertekan sampai 42% year on year (yoy) menjadi Rp 117 miliar dari sebelumnya Rp 202 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

Baca Juga: Bintraco Dharma (CARS) bidik pertumbuhan double digit tahun 2020

Melansir laporan keuangan di kuartal III 2019, Bintraco Dharma membukukan pendapatan bersih turun 3% yoy menjadi Rp 5,5 triliun dari sebelumnya Rp 5,6 triliun di akhir September 2018. 

Adapun segmen otomotif mencatatkan penjualan stagnan di Rp 4,77 triliun dan segmen pembiayaan malah merosot hingga 18% yoy menjadi Rp 741 miliar. 

Vice President Director CARS, Benny Redjo Setyono menjelaskan tahun ini penuh tantangan, mulai dari kondisi perekonomian global akibat perang dagang Amerika Serikat dengan China hingga kondisi politik Indonesia yang sempat panas di awal tahun. 

Baca Juga: Tahun depan, belanja modal Bintraco Dharma (CARS) naik dua kali lipat

"Perlambatan ini terjadi di lini pembiayaan dan penjualan mobil sejalan dengan kondisi industri secara umum," jelasnya saat ditemui di Jakarta, Jumat (15/11). 

Kalau berdasarkan data wholesale GAIKINDO di 2019, penjualan per September turun 12% yoy menjadi  753.594 unit. Hal yang sama juga terjadi pada penjualan mobil di Jawa Tengah dan Yogyakarta yang turun 13% menjadi  68.299 unit dari sebelumnya 77.136 unit di periode yang sama tahun sebelumnya. 

Selain karena kondisi politik, Benny menyatakan maraknya fasilitas angkutan online, juga berdampak pada geliat bisnis otomotif karena pola konsumsi jadi berubah. Dia mencontohkan, penyewaan mobil biasanya ramai di hari Minggu, tapi sekarang bisnis penyewaan turun cukup dalam. Alhasil, growth jadi agak terhambat. 

Baca Juga: Tim 5 Continents Drive Kunjungi Pemilik Toyota Rush di Jakarta

Benny juga mengakui faktor lain yang menekan kinerja perusahaan karena kompetisi industri otomotif yang semakin ketat. 

Namun di sepanjang sembilan bulan tahun ini, Benny menyatakan di tengah gempuran tersebut, Bintraco masih mampu mencatatkan pertumbuhan yang baik di segmen distribusi suku cadang dan rental kendaraan. Benny bilang, 1.500 unit mobil sewa masih terkendali dengan baik.

Direktur Bintraco Dharma Fatrijanto menambahkan bisnis otomotif memang selalu berkorelasi dengan pertumbuhan ekonomi sebab keduanya berjalan beriringan. "Dalam bisnis otomotif selalu ada evaluasi target periodik. Adapun targret yang sudah ditetapkan di akhir tahun lalu untuk tahun ini sudah direvisi," jelasnya. 

Baca Juga: Automakers expect Trump will delay decision on imposing EU, Japan auto tariffs

Fatrijanto melihat market mobil masih konsisten turun sampai dengan Oktober. 

Benny bilang walaupun penjualan turun cukup dalam, segmen otomotif juga harus berjuang keras untuk mencapai target tersebut. Menurutnya tertekannya pasar mobil sampai dengan Oktober, membuatnya tidak bisa berharap bisnis akan tumbuh sendiri. 

Oleh karenanya, sampai dengan akhir tahun proyeksi pertumbuhan masih konservatif yakni bottom line konsolidasi di bawah 15%. Sebab tinggal dua bulan lagi tersisa dan pasar masih bakal tetap turun 11,7% sampai dengan 12%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×