kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba bersih Kapuas Prima Coal (ZINC) melesat 148% hingga kuartal III, ini penyebabnya


Sabtu, 06 November 2021 / 07:50 WIB
Laba bersih Kapuas Prima Coal (ZINC) melesat 148% hingga kuartal III, ini penyebabnya


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) meraup untung besar berkat lonjakan harga komoditas dan pemulihan ekonomi global di tahun 2021. Ini terlebih dari kinerja keuangan ZINC yang ciamik hingga kuartal III-2021.

Hingga September 2021, ZINC mencatatkan penjualan sebesar Rp 612,6 miliar atau meningkat 61% year on year (yoy). Kenaikan pendapatan itu membuat laba bersih Kapuas Prima Coal melonjak 148% yoy menjadi Rp 65,4 miliar hingga kuartal III-2021. Pada di periode Januari-September 2021, laba bersih Kapuas Prima Coal hanya Rp 26,4 miliar.

Lonjakan pendapatan Kapuas Prima Coal didorong oleh penjualan bijih besi yang meningkat mencapai 676,3% atau sebesar Rp 57,5 miliar hingga kuartal III-2021. , serta pada tahun ini ZINC juga mendapatkan tambahan penjualan dari konsentrat besi sebesar Rp 100,1 miliar.

Direktur ZINC, Evelyne Kioe mengatakan, pencapaian kinerja yang positif di kuartal ketiga ini tidak lepas dari tren peningkatan harga komoditas yang masih berlanjut serta didukung oleh upaya kami dalam meningkatkan kapasitas produksi.

Baca Juga: Kapuas Prima Coal (ZINC) melanjutkan kinerja positif di sepanjang semester I-2021

 

"Hingga September 2021 ini, total produksi ZINC sudah mencapai sekitar 350.000 ton, dan kami berharap hingga akhir tahun dapat mencapai target produksi kami yaitu sebesar 564.000 ton," jelasnya dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Kamis (4/11).

Penjualan ZINC hingga kuartal III-2021 didominasi oleh penjualan konsentrat seng yang tercatat mencapai Rp 260,4 miliar atau berkontribusi sebesar 42,5% terhadap total penjualan ZINC. Kemudian diikuti oleh penjualan konsentrat besi sebesar Rp 100,1 miliar, perak sebesar Rp 98,6 miliar, konsentrat timbal sebesar Rp 95,9 miliar, serta penjualan bijih besi sebesar Rp 57,5 miliar.

Sampai dengan September 2021, jumlah aset ZINC senilai Rp 1,98 triliun atau naik dibandingkan 31 Desember 2020 yang sebesar Rp 1,39 triliun.

Adapun jumlah liabilitas ZINC tercatat naik cukup signifikan, dari sebelumnya Rp 560,68 miliar di Desember 2020 menjadi  Rp 1,11 triliun sampai dengan September 2021. Sedangkan, jumlah ekuitas ZINC sebesar Rp 875,21 miliar.

Selanjutnya: Ini penyebab cadangan devisa Indonesia turun US$ 1,4 miliar dalam sebulan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×