Reporter: Vina Elvira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Performa penjualan PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV) melemah di kuartal I-2023. Penjualan INOV menurun hingga 21% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip dari materi paparan publik, penjualan INOV per kuartal I-2023 tercatat sebesar Rp 145 miliar, atau menurun dibandingkan penjualan per kuartal I-2022 yang mencapai Rp 185 miliar.
Investor Relations INOV Cornelius menjelaskan bahwa menurunnya performa penjualan selama kuartal I-2023 oleh turunnya permintaan produk fiber, yang juga merupakan kontributor utama penjualan perusahaan.
Baca Juga: Simak Agenda Ekspansi Inocycle Technology Group (INOV)
“Penjualan di kuartal I-2023 mengalami penrunan karena permintaan turun terhadap re-psf/fiber. Tapi diharapkan pada 2023 ini akan mengalami peningkatan signifikan karena ekonomi sudah kembali pulih dan kami sudah melalui masa pandemi sehingga diharapkan permintaan produk INOV akan meningkat,” ungkap Cornelius, dalam Paparan Publik Virtual, pada Rabu (21/6).
Secara lebih rinci, penjualan INOV berdasarkan produk masih didominasi oleh produk fiber atau re-psf yang porsinya mencapai 66%. Angka itu menurun dari sebelumnya 73% pada posisi yang sama tahun 2022.
Kemudian, disusul oleh produk homeware dan non-waven dengan kontribusi masing-masing sebesar 9% dan 25%. Penjualan produk homeware alami pertumbuhan sebesar 21% yoy selama kuartal pertama tahun ini.
“Di homeware produk kami tumbuh 21% yoy di kuartal I, namun ada sedikit penurunan permintaan di kategori produk lainnya,” tuturnya.
Baca Juga: Pabrik Baru Inocycle Technology (INOV) di Subang Bakal Beroperasi Mulai Maret 2023
Sementara dari segmen pasar, penjualan INOV masih ditopang oleh penjualan lokal dengan porsi 94%. Kemudian 6% sisanya berasal dari penjualan ekspor.
“Meskipun penjualan ekspor belum pulih, tetapi biaya pengiriman telah kembali ke tingkat normal, yang akan mendorong upaya perusahaan untuk memenuhi permintaan internasional,” kata dia.
Dari sisi bottom line, INOV mencatatkan peningkatan perolehan laba bersih hingga 146% menjadi Rp 15 miliar di kuartal pertama lalu.
Cornelius menjelaskan, pertumbuhan tersebut sebagian besar disebabkan oleh kondisi yang menguntungkan, di mana nilai tukar Rupiah membaik dan stabil, sehingga menghasilkan unrealized gains dari pinjaman INOV dalam US Dollar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News