Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) mencatatkan kinerja yang mentereng di periode Januari-September 2021. Selain pendapatannya naik, SSMS turut mencatatkan pertumbuhan laba hingga 286% yoy dari sebelumnya Rp 267,65 miliar di akhir September 2020 menjadi Rp 1,03 triliun.
Direktur Utama SSMS, Vallauthan Subraminam mengatakan, pihaknya bangga terhadap kinerja yang baik di tahun ini. "Hal ini tidak terlepas dari kerja keras seluruh manajemen perseroan dalam mengelola setiap lini bisnis operasional perusahaan," jelasnya dalam paparan publik secara virtual, Selasa (30/11).
Selain itu, lanjutnya, SSMS bersyukur pada performa harga kelapa sawit global yang turut andil dalam meningkatkan penjualan CPO perusahaan.
Melansir materi paparan SSMS, harga minyak sawit mentah (CPO) di sembilan bulan pertama 2021 mencapai Rp 9.304 per kilogram (kg) atau naik 19,5% dibandingkan harga CPO di periode yang sama tahun 2020 yang sebesar Rp 7.784 per kg.
Baca Juga: Temas (TMAS) meraih pendapatan sebesar Rp 2,35 triliun hingga kuartal III-2021.
Direktur SSMS, Jap Hartono memaparkan lebih rinci mengenai kinerja perusahaan di periode 9 bulan tahun ini. Sawit Sumbermas Sarana mencatatkan kenaikan pendapatan 35% yoy dari sebelumnya Rp 2,73 triliun di akhir September 2020 menjadi Rp 3,68 triliun.
"Outlook kinerja SSMS di tahun ini bukan hanya karena untung atau hoki saja, istilahnya kinerja ikut naik hanya karena harga sawit global naik. Melainkan, SSMS secara individu merupakan well performing company yang tercermin dari aktivitas produksi yang tumbuh di sepanjang 9 bulan tahun ini. Sedangkan perusahaan lain di masa pandemi ini produksinya turun," jelasnya.
Hartono menjelaskan, salah satu keunggulan SSMS di Indonesia adalah wilayah operasi kerja perusahaan dimulai dari kebun, pabrik kelapa sawit, hingga head office berada di Kalimantan Tengah. Sehingga, pihaknya dapat lebih mudah meraih efisiensi dan kontrol produk dengan baik. "Buktinya di masa Covid-19 ini, operasional kami dapat berjalan dengan lancar," tegasnya.
Di 9 bulan tahun ini, SSMS mencatatkan kenaikan produksi CPO sebesar 7% yoy menjadi 340.559 MT. Kemudian, produksi Inti sawit (PK) tumbuh 2% yoy menjadi 62.723 MT, produksi Minyak Inti Sawit (PKO) tumbuh 3% yoy menjadi 17.113 MT dan produksi Fresh Fruit Bunch (FFB) naik 6,5% yoy menjadi 1,22 juta MT.
Baca Juga: Putra Rajawali (PURA) raup pendapatan Rp 87,45 miliar pada kuartal III 2021
Direktur SSMS, Nasarudin Bin Nasir memaparkan lebih jauh mengenai realisasi penjualan produk sawit sampai dengan akhir September 2021.
"Sampai dengan September 2021, volume penjualan CPO ada peningkatan sebesar 8% yoy dari sebelumnya 318.529 MT menjadi 344.088 MT. Begitu juga dengan volume penjualan PK yang naik 15,7% yoy dari sebelumnya 19.488 MT di periode tahun lalu, menjadi 22.507 MT di September tahun ini," jelasnya.
Namun, penjualan CPKO sedikit menurun atau minus 2,7% menjadi 18.000 MT. Adapun pada September tahun ini, SSMS turut mencatatkan volume penjualan FFB sebanyak 26.622 MT. Sehingga jika ditotal, seluruh penjualan produk sawit SSMS di 9 bulan tahun ini, tumbuh 15,4% yoy dari sebelumnya 356.477 ton menjadi 411.216 ton.
Melihat produksi dan volume penjualan yang tumbuh positif di 9 bulan tahun ini, SSMS menargetkan rencana produksi di 2022 akan tumbuh 6%-8%. Asal tahu saja, profil pohon sawit SSMS saat ini di usia 11 tahun - 12 tahun yang akan memberikan kesempatan bagi SSMS untuk meraih produksi yang lebih tinggi lagi selama 6 tahun sampai 7 tahun mendatang.
Saat ini, SSMS memiliki 116.066 Ha lahan utama. Adapun pihaknya mengelola 23 perkebunan kelapa sawit Inti dan Plasma seluas 81.273 hektar area yang telah ditanami. Di atas lahan ini pula, SSMS mengoperasikan 8 pabrik kelapa sawit (PKS) dan satu pabrik penghancur inti sawit. SSMS juga memiliki area potensial seluas 3.646 hektare yang berfungsi sebagai basis pertumbuhan organik.
Di periode 9 bulan tahun ini, SSMS mencatatkan total aset Rp 13,39 triliun atau naik dibandingkan Desember 2020 yang senilai Rp 12,77 triliun.
Jika melihat lebih rinci, dari sisi ekuitas mengalami kenaikan cukup signifikan hingga 16% dari sebelumnya Rp 4,87 triliun di 31 Desember 2020 menjadi Rp 5,64 triliun di September 2021 disebabkan kenaikan profitabilitas. Dari sisi liabilitas, SSMS mencatatkan penurunan 2% dibandingkan Desember 2020 yang senilai Rp 7,9 triliun menjadi Rp 7,75 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News