kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.950   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Laba semester I 2018 di bawah Rp 5 triliun, Pertamina : Angkanya belum final


Kamis, 06 September 2018 / 15:57 WIB
Laba semester I 2018 di bawah Rp 5 triliun, Pertamina : Angkanya belum final
ILUSTRASI. Video Mapping Pertamina Asian Games 2018


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina mencatatkan penurunan laba bersih di semester I 2018. Menurut Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno, laba bersih Pertamina di semester I 2018 tercatat kurang dari Rp 5 triliun.

Namun menurut Direktur Keuangan Pertamina, Arief Budiman mengatakan angka Rp 5 triliun tersebut belum pasti. Pasalnya masih ada selisih harga bahan bakar minyak (BBM) yang masih belum dibayarkan oleh pemerintah.

"Belum fixed. Selisih harga kan belum. Nanti kami lihat dulu, belum bisa kami finalkan," ujar Arief pada Kamis (6/9).

Arief pun menyebut perhitungan kinerja keuangan Pertamina baru terlihat di Semester II 2018. Apalagi saat ini Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2018 tengah direvisi.

Makanya hingga akhir tahun 2018 nanti, target laba Pertamina akan turun dari target rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) tahun ini sebesar Rp 32 triliun. "Itu kan lagi direvisi. (Target) Iya, turun," ucap Arief.

Sebelumnya, Fajar mengatakan, laba bersih Pertamina hingga semester I 2018 masih jauh dari target tahun ini yang sebesar Rp 32 triliun.

Fajar bahkan menyebut, laba bersih Pertamina di semester I 2018 tidak sampai Rp 5 triliun. "Baru tercapai kan semester I tidak sampai Rp 5 triliun. Jauh lah," ungkap dia di Gedung DPR/MPR, Kamis (6/9).

Menurut Fajar, penyebab merosotnya laba bersih Pertamina di paruh pertama tahun 2018 karena kenaikan harga minyak. Sementara pendapatan hulu migas Pertamina tidak cukup untuk menutupo kerugian di hilir migas. "Kan harga minyak naik. (Hulu) tidak cukup, kompensasi ke hilir tidak cukup," imbuh Fajar.

Namun perhitungan laba bersih Pertamina di semester I 2018 ini belum menghitung penambahan subsidi solar yang telah ditetapkan Pemerintah dari Rp 500 per liter menjadi Rp 2 000 per liter. "Itu termasuk yang mau dihitung," kata Fajar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×