Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) melandai dalam periode sembilan bulan pertama 2025. Meski begitu, produsen pipa baja yang juga dikenal dengan nama Spindo ini mampu mendongkrak perolehan laba.
Penjualan dan pendapatan jasa ISSP merosot 3,48% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 4,31 triliun menjadi Rp 4,16 triliun. Merujuk laporan keuangan yang rilis di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (29/10/2025), bisnis Spindo didominasi oleh pasar lokal dengan kontribusi Rp 4,02 triliun atau setara 96,63% dari total pendapatan ISSP hingga kuartal III-2025.
Penjualan dan pendapatan jasa Spindo mengalami penurunan 4,28% ketimbang raihan Rp 4,20 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Pendapatan Spindo bersumber dari penjualan pipa spiral, pipa hitam, pipa mekanis, pipa air, strip & plat, pipa perabot, pipa stainless, pipa hitam API (American Petroleum Institute), tiang, serta jasa & lain-lain.
Baca Juga: Menilik Kontribusi Proyek Unit 7 yang Bakal Dongkrak Kinerja Spindo (ISSP)
Sementara itu, penjualan Spindo ke pasar ekspor mampu tumbuh sebanyak 16,93% (yoy) dari Rp 114,04 miliar menjadi Rp 133,35 miliar. Adapun, pendapatan Spindo di pasar ekspor didapat dari penjualan pipa hitam, pipa air, pipa spiral, serta jasa & lain-lain.
Di tengah penurunan top line, Spindo memangkas beban pokok pendapatan sebanyak 5,38% (yoy) menjadi Rp 3,34 triliun. Hasil ini mengerek naik laba kotor Spindo sebesar 5,71% (yoy) dari Rp 775,73 miliar menjadi Rp 820,05 miliar.
Secara bottom line, Spindo pun meraih laba bersih sebesar Rp 369,26 miliar hingga kuartal III-2025. Meningkat 3,11% dibandingkan raihan Rp 358,10 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Corporate Secretary & Investor Relations Chief Strategy & Business Development Officer Spindo, Johanes W. Edward mengatakan ISSP masih membukukan kinerja yang solid di tengah kondisi pasar global yang masih berfluktuasi. Johanes bilang, penurunan pendapatan ISSP hingga kuartal III-2025 terutama akibat volatilitas harga baja global.
"Meskipun demikian, ISSP berhasil meningkatkan profitabilitas dengan menjaga efisiensi biaya dan strategi penjualan yang efektif. Tercermin dari peningkatan laba kotor sebesar 5,7%, dengan gross margin mencapai 19,7%," terang Johanes melalui keterangan tertulis yang disampaikan kepada Kontan.co.id, Rabu (29/10/2025).
Johanes membeberkan, pada periode sembilan bulan 2025, pengeluaran operasional ISSP mengalami kenaikan 27,8% (yoy), terutama pada biaya penjualan dan distribusi yang meningkat akibat biaya pengiriman proyek berbasis kontrak. Selain itu, beban lain-lain meningkat sekitar 53% akibat kerugian selisih kurs.
Namun, ISSP mampu menekan beban umum dan administrasi hingga 5,6% melalui efisiensi pengeluaran perizinan dan kegiatan operasional lainnya. Dengan strategi pengendalian biaya yang ketat, laba bersih ISSP mampu tetap tumbuh. "Menandakan ketahanan kinerja ISSP di tengah dinamika pasar baja global," imbuh Johanes.
Johanes melanjutkan, kinerja keuangan yang solid memberikan ruang bagi ISSP untuk melanjutkan investasi jangka panjang secara berkelanjutan. Saat ini, ISSP tengah membangun Unit 7 di Gresik sebagai bagian dari rencana ekspansi kapasitas produksi.
Total belanja modal atau capital expenditure (capex) yang dialokasikan untuk proyek ini dan pengembangan fasilitas lainnya mencapai Rp 700 miliar pada tahun 2025. ISSP akan melanjutkan kucuran capex sebesar Rp 300 miliar pada 2026, dan Rp 80 miliar pada 2027.
"Di tengah ketidakpastian global, Spindo tetap konsisten menjalankan strategi ekspansi yang terukur, didukung oleh struktur pendanaan yang stabil dan manajemen kas internal yang kuat," tandas Johanes.
Selanjutnya: Simak Rekomendasi Teknikal Mirae Sekuritas Saham CUAN, IMPC & INDY, Kamis (30/10)
Menarik Dibaca: Harga Emas Menguji Naik saat Pejabat The Fed Beda Pendapat soal Prospek Suku Bunga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News












