Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Rumah tangga di Indonesia sebenarnya memiliki kesempatan mendapatkan pasokan gas murah, seiring naiknya harga elpiji 12 kilogram. Gas murah yang dimaksud adalah gas bumi yang keberadaannya cukup berlimpah di Indonesia.
Vice President Corporate Communication PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Ridha Ababil menjelaskan, selama ini harga gas bumi yang dipasok perseroan kepada pelanggan rumah tangga setara dengan Rp 3.000 per Kg atau Rp 36.000 per 12 Kg.
Menurutnya, PGN ingin sekali melayani pelanggan rumah tangga, sehingga konsumen bisa mendapatkan bahan bakar yang jauh lebih murah. Namun karena terbatasnya pasokan, PGN tak bisa melayani pelanggan rumah tangga dalam skala yang jauh lebih besar.
Hal ini tentu saja ironis, karena sebagian besar gas dari Indonesia justru diekspor ke berbagai negara, terutama Jepang dan China. Sementara di dalam negeri, masyarakat harus mengeluarkan biaya yang jauh lebih mahal untuk membeli gas elpiji guna memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Pemerintah berulang kali berdalih bahwa konsumen dalam negeri belum siap memanfaatkan gas. Selain itu, infrastruktur dinilai belum memadai.
"Tanpa menyebutkan komitmen, kami sebenarnya siap memenuhi kebutuhan gas masyarakat. Tapi ya kembali lagi, ada nggak pasokan gasnya?" ujar Ridha, Rabu (8/1/2014).
Sejauh ini PGN telah memiliki pelanggan rumah tangga sebanyak 90.000 kepala keluarga yang tersebar di Medan, Palembang, Cirebon, Jawa Timur, Jakarta Timur, Bogor dan Bekasi. Adapun sebagian besar konsumen gas PGN adalah segmen korporasi. (Bambang Priyo Jatmiko)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News