Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Permintaan kawasan industri masih mengalami kenaikan meskipun terjadi penurunan penjualan.
PT Cushman & Wakefield Indonesia melaporkan, tingkat permintaan bersih pada kawasan industri tercatat naik 61% menjadi 87 hektare (ha) per kuartal III-2015 dibandingkan 54 ha di kuartal III-2014.
Sedangkan tingkat penjualan tercatat turun 10,5% menjadi 67,7% per kuartal III-2015 dibandingkan pertumbuhan 78,2% per kuartal III-2014.
Arief Rahardjo, Director Research and Advisory PT Cushman & Wakefield Indonesia memaparkan, jumlah permintaan hanya berasal dari satu kawasan industri yakni Bekasi dan Karawang. Sementara kawasan industri lainnya seperti di Jakarta, Tangerang dan Bogor hampir tidak memiliki permintaan.
Dari laporan Cushman & Wakefield Indonesia yang diterima KONTAN pekan lalu, tercatat misalnya jumlah permintaan kawasan industri di Bekasi mencapai 61,3 ha per kuartal III-2015, serta permintaan kawasan industri di Karawang dan Purwakarta sebesar 3,3 ha per kuartal III-2015.
Kawasan industri lain yang mencatat permintaan besar adalah Serang dengan laporan permintaan mencapai 22,4 ha per kuartal III-2015.
Arief melaporkan, tanpa pergerakan permintaan maka pasar kawasan industri akan lemah hingga kuartal akhir ini.
Ke depan, permintaan kawasan industri akan membaik pada tahun depan dengan kondisi harga tanah tetap stabil dan pergerakan harga akan tergantung pada fluktuasi nilai tukar (kurs) mata uang rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS).
Fluktuasi nilai tukar dolar Amerika terhadap rupiah masih merupakan faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan harga tanah kawasan industri. Proyeksinya, harga jual tanah siap bangun dalam dollar AS stabil di kisaran US$ 176 per meter persegi (m2).
Sedangkan, dalam mata uang rupiah, harga jual diperkirakan tumbuh sekitar 10% menjadi Rp 2,58 juta per m2.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News