Reporter: Amalia Fitri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Enam perusahaan pengembang properti, bersatu dalam forum bernama Komite Koridor Timur Jakarta, untuk melaksanakan pembangunan dan re-branding kawasan Bekasi, Cikarang, hingga Karawang, Selasa (2/10).
Bertempat di Menara Batavia, Jakarta Pusat, enam pengembang yang terdiri dari Lippo Group, Jababbeka Group, PT Summarecon Agung Tbk, PT Pollux Properti Indonesia Tbk, Vasanta, dan PT PP Properti Tbk ini, mengutarakan alasan membuat komite untuk membangun kawasan industri itu.
Direktur PT Jababeka Tbk, Sutedja S. Darmono memaparkan komite ini terjalin dari tukar pikiran dengan sesama pengembang terkait masalah stereotipe atau image di kawasan koridor Timur Jakarta.
Baca Juga: Enam pengembang besar siap membangun kawasan timur Jakarta melalui asetnya
Sebagai kawasan industri, Timur Jakarta kerap mendapat prasangka sebagai daerah yang berpolusi, macet, dan berdebu. Padahal, menurutnya Sutedja, industri yang beroperasi di Timur Jakarta masih masuk dalam kategori industri ringan atau light, sehingga polusi tidak parah. Sementara kemacetan yang terjadi, diakibatkan oleh pembangunan infrastruktur.
"Ke depannya, kemacetan itu nanti akan berakhir seiring selesainya pembangunan infrastruktur tersebut. Nah, terkait image sebagai kawasan industri, yang patut diingat koridor timur itu adalah light to medium industry yaitu kawasan industri yang ringan atau tidak menciptakan polusi seperti daerah industri lainnya. Sehingga sangat nyaman sebagai kawasan hunian," jelas Sutedja kepada awak media di Jakarta Pusat, Selasa (2/10).
Dia mengestimasikan pada awal 2020 mendatang, koridor timur akan semakin lancar seiring beroperasinya sejumlah infrastruktur transportasi di kawasan ini. Bahkan, diprediksi efektif untuk mengurangi kemacetan hingga 40%.
Baca Juga: Kunjungan wisman ke Indonesia pada Agustus 2019 melonjak 4,83%
Alasan lain yang membuat enam perusahaan ini terjun dalam pengembangan kawasan Timur Jakarta juga, adalah karena daerah tersebut menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB)mencapai Rp 14,8 triliun atau meningkat 5,17% dari 2017.
Setidaknya, lebih dari 60% aktivitas perekonomian nasional disumbang oleh Koridor Timur Jakarta yang 70%ya berpusat di Bekasi-Cikarang.
"Kawasan Koridor Timur Jakarta dengan luas mencapai 10.000 Ha ini, dapat tumbuh menjadi aset properti unggulan yang di dalamnya sudah dilengkapi dengan pusat bisnis, gaya hidup, destinasi hunian, pusat industri, dan pusat lapangan pekerjaan," tambah CEO Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda, Selasa (2/10).
Baca Juga: Bank sentral Australia pangkas suku bunga acuan ke rekor terendah
Saat ditanyakan bagaimana bentuk koordinasi pembangunan yang akan dilancarkan, keenam wakil perusahaan masih belum belum dapat menentukan peran dan arah sinergi dengan pasti.
Sutedja melanjutkan, pihaknya masih akan melakukan perundingan dan penghitungan kembali mengenai besaran nilai kapitalisasi dari proyek tersebut.
"Kami masih membutuhkan waktu untuk melakukan penghitungan dan lain-lain. Yang pasti, kerjasama ini bersifat mendorong satu sama lain untuk melakukan re-branding dari kawasan Timur Jakarta, bukan hanya persaingan saja," katanya.
Baca Juga: Ini dia, apartemen terbaik dunia yang dibangun orang Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News