Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) turut mendongkrak traffic jalan bebas hambatan. Seiring mobilitas masyarakat yang terus meningkat, kondisi itu juga tergambar dari Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR) di ruas tol ASTRA Infra.
CEO Toll Road Business Group ASTRA Infra Kris Ade Sudiyono menjelaskan, traffic di jalan tol ASTRA Infra sempat mengalami penurunan saat pemberlakuan PPKM darurat di kisaran 30% pada bulan Juli. Seiring dengan penurunan level PPKM pada bulan Agustus, trafik kembali bergerak naik.
"Dan di bulan Oktober rata-rata trafik harian meningkat sekitar 22% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu," kata Kris kepada Kontan.co.id, Selasa (2/11).
Adapun saat ini ASTRA Infra berkontribusi di 7 Badan Usaha Jalan Tol dengan total panjang tol 357.5 kilometer. Yakni di ASTRA Infra Toll Road Tangerang Merak (Ruas Tangerang Merak), Marga Trans Nusantara (Ruas Kunciran Serpong), dan Marga Lingkar Jakarta (Ruas JORR 1 W2N Seksi Kebon Jeruk – Ulujami).
Baca Juga: Astra Infra beli 14% saham PT Marga Lingkar Jakarta dari Jasa Marga (JSMR)
Selanjutnya ada ASTRA Infra Toll Road Cikopo Palimanan (Ruas Cikopo-Palimanan), Trans Marga Jateng (Ruas Semarang-Solo), ASTRA Infra Toll Road Jombang Mojokerto (Ruas Jombang-Mojokerto), dan Jasamarga Surabaya Mojokerto (Ruas Surabaya-Mojokerto).
Menurut Kris, perkembangan trafik di jalan tol tahun ini lebih baik dibandingkan tahun lalu. Meskipun bisnis jalan tol tergolong tahan banting (resilience), namun pemberlakuan kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat memang berdampak pada menurunnya trafik jalan tol.
Kris Ade, yang juga merupakan Sekretaris Jenderal Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) ini memberikan gambaran bahwa secara umum, pada semester I 2021 saat kebijakan PPKM Darurat diberlakukan, ruas tol mengalami penurunan sekitar 50% di wilayah aglomerasi dan 30% di ruas tol yang bersifat konektivitas.
Angka tersebut lebih baik dibandingkan dampak kebijakan PSBB tahun 2020 yang menggerus trafik lebih dalam, dengan penurunan sampai dengan 70% dan 50% di ruas-ruas aglomerasi dan jalan tol konektivitas.
"Periode proses recovery kondisi lalulintas di tahun ini juga lebih baik, yaitu di kisaran 3 bulanan, dibandingkan efek kebijakan yang sama di tahun 2020 yang memerlukan waktu lebih panjang hampir sekitar 6 bulanan," pungkas Kris.
Selanjutnya: Perkuat permodalan, Jasa Marga (JSMR) bakal divestasi aset di semester II-2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News