kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.054   70,31   1,01%
  • KOMPAS100 1.055   14,74   1,42%
  • LQ45 829   12,18   1,49%
  • ISSI 214   1,21   0,57%
  • IDX30 423   6,92   1,66%
  • IDXHIDIV20 509   7,37   1,47%
  • IDX80 120   1,71   1,44%
  • IDXV30 125   0,84   0,68%
  • IDXQ30 141   1,97   1,42%

Pemerintah Berencana Pangkas Kuota Nikel untuk Dongkrak Harga


Senin, 23 Desember 2024 / 11:02 WIB
Pemerintah Berencana Pangkas Kuota Nikel untuk Dongkrak Harga
ILUSTRASI. Pemerintah mempertimbangkan pemangkasan kuota pertambangan nikel pada tahun depan, dengan potensi penurunan jumlah ore yang ditambang 150 juta ton. ANTARA FOTO/Jojon/rwa.


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah tengah mempertimbangkan pemangkasan besar terhadap kuota pertambangan nikel pada tahun depan, dengan potensi penurunan jumlah ore yang ditambang hingga 150 juta ton, jauh lebih rendah dibandingkan dengan 227 juta ton yang ditargetkan pada tahun ini.

Langkah ini diambil sebagai upaya untuk mendukung harga nikel, yang sempat mengalami fluktuasi. Informasi ini pertama kali dilaporkan oleh Bloomberg News pada Kamis lalu, dan menunjukkan bagaimana Indonesia berusaha mengelola pasokan nikel untuk menjaga stabilitas harga.

Indonesia: Pemain Utama dalam Industri Nikel Global

Indonesia telah menjadi salah satu produsen terbesar nikel di dunia setelah menerapkan larangan ekspor bijih nikel mentah pada tahun 2020. Kebijakan tersebut mendorong ekspansi besar-besaran industri pengolahan nikel domestik, menjadikan Indonesia sebagai pusat pengolahan nikel terkemuka.

Baca Juga: Investasi Hilirisasi Butuh US$ 600 Miliar, Indonesia Terbuka ke Investor Asing

Sebagai hasil dari kebijakan tersebut, Indonesia kini memainkan peran penting dalam rantai pasokan global untuk produk nikel, yang digunakan dalam berbagai industri, terutama untuk pembuatan baterai kendaraan listrik.

Menurut laporan Bloomberg, pemerintah Indonesia tengah mendiskusikan besaran pemangkasan kuota pertambangan nikel yang diusulkan. Diskusi ini melibatkan beberapa pihak terkait, termasuk kementerian terkait yang mengawasi industri pertambangan.

Salah satu alasan utama yang mendasari pemangkasan ini adalah untuk mengatasi kekhawatiran mengenai surplus pasokan yang dapat menekan harga nikel di pasar global.

Pada beberapa bulan terakhir, beberapa smelter nikel di Indonesia mengeluhkan adanya kekurangan bijih nikel. Kekurangan pasokan ini bahkan memaksa sebagian smelter untuk mengimpor bijih nikel dari Filipina. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun Indonesia memiliki cadangan nikel yang melimpah, pengelolaan pasokan dalam negeri tetap menjadi tantangan.

Upaya Pemerintah untuk Menjaga Keseimbangan Pasokan dan Permintaan

Rencana untuk mengatur pasokan dan permintaan bijih nikel ini menjadi bagian dari kebijakan pemerintah Indonesia untuk mendukung harga komoditas tersebut.

Baca Juga: Bersaing Ketat dengan Tetangga demi Investasi Mancanegara

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, dalam sebuah pernyataan pada bulan Oktober lalu menyatakan bahwa negara harus hadir untuk menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan.

Jika pasokan melimpah sementara permintaan rendah, harga nikel akan tertekan turun, yang tentu saja dapat berdampak negatif bagi perekonomian Indonesia yang sangat bergantung pada sektor pertambangan.

"Negara harus hadir untuk menjaga pasokan dan permintaan. Jika pasokan melimpah sementara permintaan rendah, harga akan turun," ujar Bahlil saat itu.

Selanjutnya: Makan Apa agar Kadar Gula Darah Tetap Stabil? Cek Daftarnya Berikut

Menarik Dibaca: Makan Apa agar Kadar Gula Darah Tetap Stabil? Cek Daftarnya Berikut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×