Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Karena itu ia berharap transformasi digital dilakukan secara terpusat, terkontrol, sehingga memberi dampak nyata, juga mendorong perusahaan seperti Waskita makin produktif.
Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) revisi lagi target nilai kontrak baru menjadi Rp 35 triliun
“Saat ini semua proses serba digital. Misalnya saja digitalisasi dalam menghitung biaya agar lebih hemat dan hasil lebih maksimal,” ujar Heru.
Seperti dijelaskan oleh Director of Human Capital Management & System Development PT Waskita Karya (Persero) Tbk, Hadjar Seti Adji, Waskita Karya telah mengaplikasikan penerapan teknologi teranyar di sektor konstruksi.
Misalnya penggunaan HoloLens sebagai media koordinasi BIM model secara hologram, penggunaan UAV Drone sebagai alat ukur dan alat bantu untuk mendapatkan data topografi secara cepat atau sering disebut metode fotogrametri.
Baca Juga: Waskita (WSKT) catatkan nilai kontrak baru Rp15,12 triliun
Ia pun menegaskan, melalui penggunaan teknologi digital di berbagai proyek yang dikerjakan oleh Waskita, maka koordinasi di antara semua pihak yang terlibat dalam suatu proyek maupun tahap-tahap pembangunan akan dapat dilakukan lebih cepat, akurat, serta efektif dan efisien sesuai kebutuhan.
“Digitalisasi proses bisnis yang dilakukan perseroan adalah salah satu upaya manajemen menghadirkan The New Waskita, yang betul-betul siap menghadapi persaingan di tingkat nasional, regional, maupun global,” ungkap Hadjar Seti Adji.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News