kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Layanan ojek menghilang dari aplikasi Gojek dan Grab, asosiasi ojol layangkan protes


Jumat, 10 April 2020 / 10:02 WIB
Layanan ojek menghilang dari aplikasi Gojek dan Grab, asosiasi ojol layangkan protes
ILUSTRASI. Pengemudi ojeg online (ojol) menunggu order kawasan harmoni, Jakarta, Kamis (09/04). Kementerian Kesehatan telah menetapkan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk wilayah DKI Jakarta hari ini. PSBB memiliki dampak negatif terhadap pekerja in


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah DKI Jakarta mulai hari ini, Jumat (10/04/2020), memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Aturan ini akan berlaku selama 14 hari kedapan yang akan berakhir pada 23 April 2020 (dapat diperpanjang). 

Seperti yang sudah diungkapkan Gurbenur DKI Jakarta, Anies Baswedan, bahwa ojek tidak boleh antar penumpang, tetapi boleh antar barang. Aturan ojek online tidak diperbolehkan berboncengan atau mengangkut penumpang mengacu pada Pasal 15 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 9 Tahun 2020 tentang PSBB. 

Aturan tersebut berbunyi "layanan ekspedisi barang, termasuk sarana angkutan roda dua berbasis aplikasi dengan batasan hanya untuk mengangkut barang dan tidak untuk penumpang." 

Baca Juga: Ini yang polisi lakukan saat pelaksanaan PSBB di Jakarta

Sebagai bentuk dukungan akan kebijakan tersebut, pihak Grab dan Gojek menghilangkan layanan ojek motor di aplikasi mereka. Beberapa wilayah seperti Bekasi dan Depok sudah tidak bisa lagi menggunakan layanan Go ride. Namun, bagi beberapa penggguna masih menjumpai kedua layanan tersebut.

Sedangkan untuk layanan Grab Bike memang tidak menghilang dari aplikasi, namun setelah pengguna memasukan alamat tujuan, secara otomatis sistem akan mengubah opsi ke Grab Car. 

Baca Juga: ini sektor yang akan raup untung setelah kebijakan PSBB diterapkan di Jakarta

Terkait hal ini, Ketua Presidium Nasional Gabungan Aksi Roda Dua (GARDA) Indonesia, Igun Wicksono, mengeluarkan pendapatnya, ia menyatakan kecewa terhadap keputusan tersebut. 

“Hal ini tidak hanya berdampak pada ojek online saja, tetapi untuk semua pengendara motor. Selama sepeda motor membawa penumpang dengan memperhatikan protokol keselamatan, sebenarnya bisa mencegah penyebaran penularan virus corona,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/04/2020).

Baca Juga: Jokowi: Penerapan PSBB tidak sama di seluruh Indonesia

Menurutnya penggunaan taksi online juga tidak efektif, karena jarak di dalam mobil juga tidak sampai satu meter. Tidak berbeda jauh dengan motor. Igun melanjutkan, “Seharusnya jangan langsung menghilang (layanan ojek motor) seperti itu, banyak rakyat kecil yang kesusahan karena 80% pendapatannya dari angkut penumpang." 

Igun melanjutkan, banyak juga pengguna ojol dari pelayan masyarakat seperti tenaga medis. Mungkin aturannya terbatas, tetapi tetap diperbolehkan. Misal hanya membawa tenaga medis, tidak praktis hilang sama sekali. 

Baca Juga: Bakal diuntungkan dengan PSBB, simak rekomendasi saham-saham ini

Sementara itu, belum ada keterangan lebih lanjut dari pihak Gojek maupun Grab terkait hilangnya layanan ojek motor tersebut, apakah berlaku secara nasional atau hanya wilayah tertentu. 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Asosiasi Ojol Protes Layanan Ojek Hilang dari Aplikasi Gojek dan Grab Saat PSBB"
Penulis : Aprida Mega Nanda
Editor : Azwar Ferdian

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×