Reporter: Filemon Agung | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penggunaan jaringan gas bumi (jargas) dinilai lebih ekonomis ketimbang LPG. Di sisi lain, minat masyarakat untuk beralih menggunakan jargas juga dinilai kian meningkat.
Tim Peneliti Pusat Studi Peningkatan Perolehan Minyak dan Gas Bumi FTKE Universitas Trisakti Andry Prima mengatakan, berdasarkan hasil penelitian sebagian masyarakat menyatakan setuju dengan instalasi gas kota asalkan mendapatkan subsidi.
Sebagian lainnya menyatakan setuju, jika memang lebih murah dari pada gas tabung gas. Sehingga ada manfaat penghematan dari perubahan bahan bakar rumah tangga tersebut.
"Warga berharap bisa menghemat biaya LPG yan selama ini dipakai. Yang mereka rasakan selama ini, walaupun murah menggunakan LPG tetap berharap adanya energi yang bisa lebih ekonomis," kata Andry dalam keterangan resmi, Jumat (18/2).
Baca Juga: PGN (PGAS) Incar 17.000 Pelanggan Baru di Wilayah Deli Serdang dan Medan
Andry menjelaskan, gas kota merupakan solusi energi yang murah sehingga dapat membantu meringankan beban ekonomi yang selama ini masyarakat rasakan. Menurutnya, dari studi yang dilakukan juga terlihat bahwa masyarakat mulai memahami manfaat dari gas kota.
Sementara itu, Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, Achmad Muchtasyar mengungkapkan, gas kota dapat menjadi solusi energi yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis. Jargas memiliki nilai lebih hemat jika dibandingkan secara makro ekonomi dengan LPG yang 60% masih impor.
"Keunggulan gas bumi kalau kita bandingkan dengan segi harga, kita membandingkan gas bumi dengan LPG 12 kg. Mengingat unitnya berbeda, kita langsung menguji secara praktial untuk memasak air 10 Liter," ujar Achmad.
Dari percobaan tersebut, penggunaan gas bumi memakan biaya sebesar Rp 1.688. Sementara jika menggunakan LPG 12kg maka biaya yang dibutuhkan mencapai Rp 2.095.
Baca Juga: Ekonom BSI : Reli Harga Komoditas Energi Akan Berlanjut di 2022
Achmad melanjutkan, dalam perbandingan tersebut, gas bumi menggunakan harga Rp 10.000 per m3 dan LPG 12 KG seharga Rp 187.674 per tabung. Menurutnya, LPG 12 KG dijadikan acuan, karena LPG 12 kg bukan energi bersubsidi, sehingga perbandingannya bisa setara. Mengingat LPG 3 kg merupakan energi bersubsidi yang sasarannya untuk masyarakat berkemampuan ekonomi rendah.
Achmad melanjutkan, Jargas atau citygas kini menjadi sebuah lifestyle dan mulai ada peralihan persepsi di masyarakat dimana mulai banyak yang menggunakan jargas.