Reporter: Noverius Laoli | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Kharisma Pemasaran Bersama (KPB) Nusantara melakukan lelang teh pada Rabu (4/1). Tercatat sebanyak 24 perusahaan mengikuti lelang ini baik itu perusahaan dalam negeri maupun mancanegera. Mereka membeli teh produksi PT Perkebunan Nusantara (Persero) dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).
Menurut Ketua Umum Dewan Teh Indonesia, Rachmat Badruddin, lelang teh yang dilakukan KPB Nusantara tahun ini masih belum menunjukkan tanda-tanda kebangkitan industri teh. Dari pantauan dewan teh, belum terlihat suasana dimana para peserta lelang aktif menunjukkan penawaran yang baik.
"Padahal seharusnya para pembeli itu mau menunjukkan kalau mereka membeli banyak dihadapan para petinggi PTPN yang hadir waktu itu. Tapi sayang hal itu tidak didapatkan," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (5/1).
Ia mengatakan dua pembeli terbesar yakni PT Unilever dan PT Trijaa tidak menunjukkan gairah pembelian yang seharusnya. Dengan kondisi seperti ini, kondisi penjualan teh pada tahun 2017 diprediksiĀ tidak jauh berubah dengan kondisi penjualan teh pada tahun 2016 yakni masih lesu.
Pada saat lelang, teh rata-rata di tawarkan dengan harga US$ 1,70 sen dan US$ 1,80 sen per kilogram (kg). Memang ada juga yang dijual di atas US$ 2 per kg tapi ada juga yang dijual dengan harga US$ 1,30 sen per kg dan 1,40 sen per kg.
KPBN menjual teh lebih dari 300 ton pada lelang kemarin dan yang terjual diperkirakan mencapai tiga perempat dari persediaan. Sementara sisanya akan dijual di luar ruang lelang dengan mencari kompromi antara penjual dan pembeli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News