kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lemahnya permintaan jadi tantangan terbesar industri semen


Selasa, 08 Oktober 2019 / 20:41 WIB
Lemahnya permintaan jadi tantangan terbesar industri semen
ILUSTRASI. Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatat volume penjualan sampai Agustus 2019 ini tercatat 42,03 juta ton atau turun 2,26%.


Reporter: Agung Hidayat, Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku usaha semen tengah menggenjot kinerja bisnisnya sampai akhir tahun ini. Untuk menuai pertumbuhan volume penjualan tampaknya tidak mudah sebab sampai delapan bulan pertama tahun ini penjualan masih menurun.

Berkaca pada laporan Asosiasi Semen Indonesia (ASI), volume penjualan semen sampai Agustus 2019 ini tercatat sebanyak 42,03 juta ton atau turun 2,26% dibandingkan periode sama tahun lalu 43 juta ton. Pulau Jawa sebagai penyumbang terbesar konsumsi semen mencatatkan penurunan 2,8% year on year (yoy) menjadi 23,46 juta ton periode Januari - Agustus 2019.

Baca Juga: Indocement (INTP) masih fokus menyelesaikan agenda ekspansi terkini

Produsen semen seperti PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP, anggota indeks Kompas100) saja yang awalnya menargetkan pertumbuhan kisaran 3%-4% di tahun ini mengaku masih berat untuk meraihnya. Apalagi, penjualan semen INTP di semester I-2019 lalu turun 1,26% (yoy) menjadi 7,9 juta ton. Padahal pada periode yang sama tahun lalu volume penjualan INTP dapat mencapai 8 juta ton.

“Penurunan tersebut sejalan dengan konsumsi semen nasional yang juga turun sebagai konsekuensi berlangsungnya pemilu,” kata Antonius Marcos, Corporate Secretary kepada Kontan.co.id, Selasa (8/10). INTP mengupayakan berbagai cara untuk memaksimalkan penjualan semen di sisa tahun ini.

Selain fokus pada penjualan semen di home market dan meningkatkan promosi semen klinker atau terak, INTP juga fokus pada aspek distribusi seperti optimalisasi pengiriman produk dari terminal-terminal semen.

Menghadapi penurunan ini, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) memasang strategi dengan memperkuat produk inovasi semen. Menurut Agung Wiharto, Direktur SMCB, langkah ini diambil mengingat semen bukanlah barang elastis.

Baca Juga: Indocement (INTP) menyebut target penjualan semen tahun ini sulit tercapai

Dalam artian, permintaan ada karena pasar membutuhkannya bukan karena perusahaan memberikan memberikan promo atau diskon. "Semen itu kebutuhannya benar-benar datang dari masyarakat atau proyek," kata Agung kepada Kontan.co.id, Selasa (8/10).




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×