Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi milik pemerintah, Lemigas, telah menyelesaikan hasil studinya di Lapangan Kepodang, Blok Muriah. Hasil studi dari Lemigas tersebut memang menunjukan adanya jumlah cadangan yang menurun jika dibandingkan dengan cadangan yang diajukan dalam Plan of Development (POD) Lapangan Kepodang.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengatakan, hasil perhitungan analisa Lemigas menunjukan cadangan in place Lapangan Kepodang hanya mencapai 107 billions of standard cubic feet of gas (bscf). Jumlah cadangan tersebut pun sepenuhnya belum tentu bisa diproduksikan.
Padahal, dalam POD Lapangan Kepodang yang disetujui oleh pemerintah dicantumkan jumlah hidrokarbon di Lapangan Kepodang yang bisa diproduksikan menjadi gas mencapai 354 bscf.
"Secara ringkas, berdasarkan anlisis Material Balance oleh Lemigas, didapatkan inplace Kepodang 107 bscf versus angka inhouse analysis Petronas sebesar 94 bscf," jelas Wisnu ke KONTAN pada Senin (16/10).
Biarpun hasil analisa Lemigas menunjukan adanya penurunan jumlah cadangan di Lapangan Kepodang, Wisnu menyebut, pemerintah melalui SKK Migas belum bisa memberikan status force majeure atau kahar. Pasalnya hingga saat ini proses analisa di SKK Migas masih berjalan.
"Terkait kahar, masih dibahas kembali untuk aspek komersialnya dan masih proses, sehingga secara formal belum bisa disebut force majeure," jelas Wisnu.
Berdasarkan data SKK Migas, proyek Kepodang Blok Muriah dioperatori oleh Petronas Carigali Muriah Ltd. Petronas Carigali Muriah Ltd mulai menjadi operator Blok Muriah sejak 1 Januari 2004.
Lapangan Kepodang ini berada di lepas pantai Jawa Timur, sekitar 180 kilometer sebelah timur laut kota Semarang. Lapangan Kepodang merupakan lapangan pertama yang akan dikembangkan di Blok Muriah.
POD original Lapangan Kepodang Blok Muriah disetujui pada tahun 2005 dan kemudian direvisi pada tahun 2012. Dari cadangan hidrokarbon di Lapangan Kepodang, diharapkan dapat diproduksikan sekitar 354 bscf.
Produksi gas Lapangan Kepodang diperkirakan dapat mencapai 116 mmscfd. Namun saat ini produksi lapangan gas tersebut hanya berkisar 70-80 mmscfd.
Skenario pengembangan Blok Muriah kala itu adalah memproduksi gas secara terintegrasi dari skema hulu hingga skema hilir.
Skema hilir yang dioperasikan oleh PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) serta PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) terdiri dari pembangunan export pipeline sepanjang 200 km serta Onshore Receiving Facility (ORF) di Tambak Lorok Power Plant, Semarang.
Proyek Lapangan Kepdoang ini sempat terkendala karena masalah hilir yaitu pembangunan pipa gas. Petronas dan partner pun baru bisa memproduksi gas dari Lapangan Kepodang pada kuartal III-2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News