kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lifting Migas 2021 Tak Capai Target, Begini Penjelasan SKK Migas


Senin, 17 Januari 2022 / 18:19 WIB
Lifting Migas 2021 Tak Capai Target, Begini Penjelasan SKK Migas
ILUSTRASI. Lifting Alkylation Reactor Equipment pada proyek RDMP Balikpapan. Lifting Migas 2021 Tak Capai Target, Begini Penjelasan SKK Migas.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Realisasi lifting minyak dan gas bumi per 2021 mencapai 1.642 juta Barel Oil Equivalent Per Day (BOEPD) atau setara 96% dari target 1,71 juta BOEPD.

Dari jumlah tersebut, lifting minyak mencapai 660.000 Barel Oil Per Day (BOPD) atau 93,7% dari target sebesar 705.000 BOPD.

Sementara lifting gas bumi mencapai 5.501 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) atau 97,6% dari target 5.638 MMSCFD.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan ada sejumlah penyebab lifting migas tahun lalu belum mencapai target.

Baca Juga: Sepanjang 2021, Investasi di Sektor ESDM Capai US$ 28,2 Miliar

"Ada beberapa proyek yang terpaksa mundur, Tangguh (Train III) dan Jambaran Tiung Biru membuat terganggunya capaian tersebut. Kemudian, dampak dari pandemi di 2020," ungkap Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam Konferensi Pers Kinerja Hulu Migas 2021, Senin (17/1).

Sementara itu, Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengungkapkan, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi belum tercapainya lifting migas di tahun 2021.

Sejumlah faktor tersebut, antara lain hilangnya potensi produksi 20.000 barel per day (bpd) di awal tahun 2021 akibat melambatnya eksekusi pekerjaan di akhir tahun 2020. Hal ini membuat entry point hulu migas di 2021 lebih rendah dari perkiraan.

Baca Juga: SKK Migas: Realisasi Pasokan Gas Untuk Domestik dalam 5 Tahun Terakhir di Atas 58%

Selain itu, dampak pandemi covid-19 diakui juga ikut mempengaruhi kinerja operasional hulu migas. Mobilitas peralatan dan tenaga kerja pun ikut terhambat akibat pandemi covid-19.

"(Juga) beberapa terjadi kegagalan operasional atau unplanned shutdown yang memberikan impact (pada) kehilangan produksi yang cukup besar," kata Julius.

Julius menambahkan, faktor lainnya yakni dari target pengeboran sumur pengembangan yang meskipun meningkat ketimbang tahun 2020 namun masih di bawah target yang ditetapkan.

Baca Juga: Sektor Hulu Migas Pastikan Komitmen Pemenuhan Kebutuhan Gas Dalam Negeri

Pergeseran jadwal pengeboran pun diakui turut mempengaruhi produksi dan lifting migas sepanjang tahun 2021. Untuk tahun 2022, SKK Migas menargetkan lifting minyak sebesar 703 ribu BOPD dan gas sebesar 5.800 MMSCFD.

Julius memastikan, sejumlah tantangan di tahun 2021 lalu diprediksi masih akan berlanjut untuk tahun ini. Kendati demikian, sejumlah upaya dipastikan akan terus dilakukan untuk menjaga target di tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×