kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lima mall terbesar di Indonesia versi APPBI


Senin, 13 Januari 2020 / 16:07 WIB
Lima mall terbesar di Indonesia versi APPBI
ILUSTRASI. Pengunjung di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Barat, Minggu (27/10). Menurut Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) Jumlah pengunjung mal rata-rata di Indonesia sekitar 30.000 sampai 50.000 orang/hari dan meningkat menjadi 60.000 bahkan 100.000


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masa depan bisnis ritel dan pusat perbelanjaan pada 2020 diyakini akan berjalan lebih baik dibanding tahun 2019.

Meskipun aktivitas belanja daring (online) semakin marak, namun hal itu tidak serta merta dapat menggantikan interaksi pembelanja (shopper) dengan toko atau gerai ritel yang dituju.

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alexander Stefanus Ridwan mengungkapkan hal tersebut kepada Kompas.com, Senin (13/1).

Menurut dia, ada sejumlah faktor yang tidak bisa dipenuhi sistem perbelanjaan daring (market place) meskipun menawarkan kepraktisan.

"Interaksi, pengalaman berbelanja, ini yang tidak akan didapatkan di market place. Jadi, saya optimistis bisnis ritel tahun ini akan lebih baik dibanding 2019," kata Stefanus.

Baca Juga: Jaya Konstruksi (JCON) anggarkan capex 2020 sebesar Rp 153 miliar

Dia melanjutkan, selain itu para pengelola pusat belanja juga lebih inovatif dan kreatif dalam menciptakan pusat belanja sebagai destinasi melalui atraksi-atraksi, promosi, serta desain yang mengakomodasi kebutuhan segmen pasarnya. Tak jarang ditemui sejumlah pusat perbelanjaan yang demikian popular sebagai spot swafoto.

Sebaliknya, banyak pula mall yang menjadi destinasi kuliner. Masing-masing menawarkan keunikan yang khas dan pengalaman berbelanja yang tak bisa didapatkan melalui market place.

Bahkan, ada pusat perbelanjaan yang mengalami perubahan fisik (refurbishment) bersamaan dengan beroperasinya Moda Raya Terpadu (MRT). Pusat perbelanjaan tersebut adalah Blok M Plaza.

Pengelola dan pengembangnya PT Pakuwon Jati Tbk membangun akses langsung yang terhubung dengan MRT.

Baca Juga: Lippo Karawaci (LPKR) jual dua mal ini seharga Rp 1,28 triliun

Hal ini untuk memudahkan segmen sasaran menjangkau pusat belanja yang beroperasi sejak 1991 lalu. Sebelumnya, pengalaman naik MRT kemudian berhenti di stasiun yang terhubung dengan pusat belanja hanya bisa didapat di kota-kota mancanegara. 

Kini di Blok M Plaza, pengalaman serupa bisa didapatkan pengunjung, baik yang berasal dari selatan Jakarta (kawasan Lebak Bulus, Cipete, Fatmawati dan sekitarnya), maupun dari utara Jakarta.




TERBARU

[X]
×