Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Francisca bertha
KONTAN.CO.ID - Di tengah maraknya wacana pertambangan nikel, bukan hanya soal potensi ekonominya saja yang perlu dicermati. Akan tetapi, dari sisi lingkungan disekitar proyek nikel juga perlu mendapat perhatian khusus.
Menurut Djufryhard, Coordinator Media Site Visit Telapak mengatakan sebenarnya sejauh ini perusahaan nikel sudah mengikuti anjuran pemerintah untuk penerapan keberlanjutan lingkungan. Akan tetapi, belum semua yang terbuka dengan pihak tersebut.
Namun, memang sebaiknya jika perusahaan sudah sudah ada memiliki izin untuk mengelola nikel, maka ada baiknya perusahaan melakukan hal yang positif. "Hal positif ini bukan hanya bagi negara, tetapi juga masyarakat sekitar. Bukan hanya sekadar pendapatan ekonomi, tetapi juga bebas dari ancaman bencana, banjir bandang, bisa menikmati air layak dan bersih. Dan bisa menjalankan hidup sebagaimana mestinya," kata Djufryhard pada KONTAN, usai acara Talkshow Nikel Rabu (28/2).
Djufryhard mengatakan sekarang ini hal paling utama yang harus dilakukan oleh perusahaan nikel adalah melakukan perlindungan masyarakat di sekitar wilayah tambahnya. Sebagai infomrasi, Telapak telah melakukan studi sosial komperhensif dengan menyoroti PT Trimegah Bangun Persada (TBP) dalam mengelola lingkungan di tengah bisnis nikelnya di Pulau Obi, Halmahera, Maluku.
Baca Juga: Menggambar Ulang Peta Jalan Hilirisasi
Di dalam Substainibility Report 2022, beberapa hal yang sudah dilakukan TBP di Pulau Obi diantaranya pada 2022 lalu, sebanyak 57.758 ton terak nikel yang tidak berbahaya dari PTTBP akan dialihkan dari limbah menjadi produksi batu bata/ paving block/ paving blok/ box culvert/ U-ditch dan kubus berlubang yang digunakan untuk penanaman terumbu karang. Selain untuk mengurangi limbah, langkah ini juga untuk mengurangi emisi karena tidak perlu lagi mengirim material semen ke luar Pulau Obi. Dari sisi masyarakatnya, PTTBP juga memberi dukungan pada UKM lokal di Pulau Obi berupa Pasar HOP, Kafe Nyala, dan Obi Snack, yang menghasilkan pendapatan sekitar Rp 2 miliar pada tahun 2022
Dyufryhard mengungkapkan bahwa TBP sejauh ini sudah beroperasi sesuai izin industri dan menaati aturan. Akan tetapi, tetap ada beberapa hal yang masih perlu ditingkatkan agar bisa mengurangi dampak kerusakan lingkungan dan juga pemberdayaan masyarakat sekitar.
"TBP sudah melakukan hal itu. Tetapi masyarakat yang dilibatkan belum semuanya. Jadi, harapannya bisa melibatkan seluruh masyarakat," kata Djufryhard.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News