Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Link Net Tbk (LINK) mengejar pertumbuhan pendapatan pada level high-single digit sepanjang tahun 2021. Emiten penyedia layanan televisi kabel dan internet fixed broadband ini juga membidik target pertumbuhan serupa untuk tahun depan.
Corporate Secretary Link Net Johannes optimistis target tersebut bisa tercapai. Dia memberikan gambaran, hingga periode kuartal ketiga 2021, LINK berhasil membukukan pendapatan senilai Rp 3,2 triliun atau tumbuh 9,8% dibandingkan kuartal III-2020.
EBITDA Link Net juga tumbuh 14,4% (YoY) menjadi Rp 1,9 triliun selama sembilan bulan 2021, dengan margin EBITDA 57,8%. Sedangkan dari sisi net profit, LINK mengempit hasil Rp 687 miliar per kuartal III-2021.
"Mengenai proyeksi pendapatan di tahun 2021, ekspektasi kami akan tumbuh high-single digit dibandingkan 2020. Kami memperkirakan juga sama (2022) pertumbuhan Link Net high-single digit," ujar Johannes dalam public expose yang digelar secara virtual, Senin (13/12).
Baca Juga: XL Axiata (EXCL) dan Link Net (LINK) negosiasi perjanjian jual beli
Pertumbuhan kinerja LINK ditopang oleh segmen bisnis residensial dan enterprise. Johannes menyebut, segmen bisnis residensial menyumbang 80% terhadap pendapatan LINK. Sedangkan enterprise berkontribusi 20%, yang diproyeksikan bakal terus bertumbuh.
LINK mencatat ada kenaikan pesanan dari klien perusahaan seiring diperlonggarnya pembatasan mobilitas pada masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, khususnya dari sektor perhotelan dan pariwisata. Kondisi ini menjadi sinyal positif bagi bisnis LINK.
"Segmen enterprise Link Net terus menunjukkan perbaikan. Kami memiliki portofolio pelanggan yang berkualitas mulai dari perusahaan e-commerce terbesar, perbankan, BEI, hingga pemerintahan di Indonesia," sebut Johannes.
Secara operasional, tingkat penetrasi Link Net mencapai 30,1% dengan bundling rate 96,5%. Per Oktober 2021, Link Net tercatat memiliki 2,85 juta home pass. Hingga Oktober 2021, Link Net sudah menambah 173.000 home pass. "Kami optimistis dapat menambahkan 180.000 - 190.000 home pass di tahun 2021," imbuh Johannes.
Guna menopang pertumbuhan finansial dan operasional, LINK juga memperkuat jaringan infrastrukturnya. LINK terus menjalankan program migrasi untuk memindahkan jaringan kabel ke infrastruktur milik sendiri.
Johannes bilang, kemandirian infrastruktur ini penting untuk meningkatkan arus kas serta sumber daya dalam mempercepat pertumbuhan jaringan dan pelanggan. Saat ini proyek migrasi ini sudah mencapai 55%.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur Link Net Marlo Budiman menambahkan bahwa setelah program migrasi jaringan kabel ini rampung, nantinya akan berdampak terhadap EBITDA dan bottom line LINK sebesar 3,6%. Sebab, tanpa infrastruktur yang mandiri seperti sebelumnya, LINK mesti menjalankan revenue sharing sebanyak 3,6%.
Baca Juga: Pendapatan Link Net (LINK) terus meningkat meski dihadapkan tantangan pandemi