Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
Anggaran yang sudah terealisasi untuk ekspansi jaringan optik mencapai Rp 1 triliun atau separuh dari total dana belanja modal tahun 2020. Pengeluaran jumbo tersebut tak sia-sia. Selama lima bulan terakhir, jumlah penambahan pelanggan baru Link Net melampaui realisasi tahun lalu dan target tahun ini.
Bisnis baru
Sepanjang tahun ini Link Net membidik penambahan 81.000 pelanggan baru. Link Net mengharapkan pelanggan yang sudah beralih ke fixed broadband atau internet kabel dapat mempertahankan pilihan. Demikian pula dengan pelanggan yang sudah meningkatkan kecepatan.
Sambil berjalan, Link Net mengawal dua unit bisnis baru yang telah mendapatkan restu dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), Selasa (9/6) lalu. Keduanya yakni telekomunikasi tanpa kabel (wireless communication) dan telekomunikasi satelit (satellite communication).
Dalam bisnis telekomunikasi satelit, Link Net akan menjadi reseller untuk layanan very small aperture terminal (VSAT) dan high throughput satellites (HTS). "Tentunya kami membutuhkan lisensi untuk menjadi reseller, jadi kami membeli kapasitas dan kami jual kembali kepada korporasi lain," jelas Marlo.
Konsep bisnis telekomunikasi tanpa kabel kurang lebih sama. Hanya saja, dalam bisnis itu Link Net dapat sekaligus memanfaatkannya untuk memperluas homepass atawa jaringan kabel data berkecepatan tinggi yang terhubung hingga ke rumah.
Target kontribusi bisnis telekomunikasi satelit 5% yoy terhadap total pendapatan 2020. Sasarannya sektor migas dan tambang. Adapun target pertumbuhan pendapatan tahun ini 11% yoy. Kalau bisnis telekomunikasi tanpa kabel kemungkinan baru akan berjalan tahun depan.