kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Link Net menjajaki tiga calon investor baru


Kamis, 11 Juni 2020 / 05:00 WIB
Link Net menjajaki tiga calon investor baru


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah batal bertransaksi dengan Grup MNC, PT Link Net Tbk (LINK) bergegas mencari calon investor baru. Mereka menargetkan transaksi divestasi saham bisa terwujud pada akhir kuartal ketiga atau kuartal keempat tahun ini.

Tanpa mengungkapkan identitasnya, saat ini Link Net sedang menjajaki dua hingga tiga calon investor anyar. "Semuanya asing," kata Marlo Budiman, Chief Executive Officer (CEO) dan Presiden Direktur PT Link Net Tbk kepada KONTAN, Selasa (9/6).

Sejauh ini belum jelas mengenai skema akuisisi tersebut. Namun, dua pemegang saham Link Net yakni Asia Link Dewa Pte Ltd dan PT First Media Tbk (KBLV) yang akan berkomunikasi dengan calon investor tersebut.

Sampai dengan akhir tahun 2019, Asia Link Dewa Pte Ltd tercatat sebagai pemegang saham terbesar Link Net. Perusahaan ini memiliki 35,87% saham LINK. Perusahaan private equity tersebut adalah anak usaha CVC Capital Partners yang berkantor pusat di Luksemburg.

Sementara First Media yang tak lain adalah sister company Link Net di bawah Grup Lippo memiliki 28,16% saham. Adapun sisa saham sebesar 35,97% milik publik.

Pada tahun 2018, ada satu lagi nama pemegang saham yakni UBS AG. Perusahaan aset manajemen yang berkantor di London, Inggris, tersebut pernah menggenggam 6,34% saham Link Net pada dua tahun lalu.

Siapapun investor baru nanti, Link Net berharap kehadirannya bisa membantu perusahaan memacu ekspansi ke kota-kota baru. Tahun ini, mereka sudah memasang jaringan fiber optik atau fiber to the home (FTTH) di Yogyakarta, Cirebon, Cikampek, Purwakarta, Madiun, Tegal, dan Kediri.

Anggaran yang sudah terealisasi untuk ekspansi jaringan optik mencapai Rp 1 triliun atau separuh dari total dana belanja modal tahun 2020. Pengeluaran jumbo tersebut tak sia-sia. Selama lima  bulan terakhir, jumlah penambahan pelanggan baru Link Net melampaui realisasi tahun lalu dan target tahun ini.

Bisnis baru

Sepanjang tahun ini Link Net membidik penambahan 81.000 pelanggan baru. Link Net mengharapkan pelanggan yang sudah beralih ke fixed broadband atau internet kabel dapat mempertahankan pilihan. Demikian pula dengan pelanggan yang sudah meningkatkan kecepatan.

Sambil berjalan, Link Net mengawal dua unit bisnis baru yang telah mendapatkan restu dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), Selasa (9/6) lalu. Keduanya yakni telekomunikasi tanpa kabel (wireless communication) dan telekomunikasi satelit (satellite communication).

Dalam bisnis telekomunikasi satelit, Link Net akan menjadi reseller untuk layanan very small aperture terminal (VSAT) dan high throughput satellites (HTS). "Tentunya kami membutuhkan lisensi untuk menjadi reseller, jadi kami membeli kapasitas dan kami jual kembali kepada korporasi lain," jelas Marlo.

Konsep bisnis telekomunikasi tanpa kabel kurang lebih sama. Hanya saja, dalam bisnis itu Link Net dapat sekaligus memanfaatkannya untuk memperluas homepass atawa jaringan kabel data berkecepatan tinggi yang terhubung hingga ke rumah.

Target kontribusi bisnis telekomunikasi satelit 5% yoy terhadap total pendapatan 2020. Sasarannya sektor migas dan tambang. Adapun target pertumbuhan pendapatan tahun ini 11% yoy. Kalau bisnis telekomunikasi tanpa kabel kemungkinan baru akan berjalan tahun depan.

Menebar dividen

RUPST Link Net pada Selasa (9/6) lalu menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 491,99 miliar yang bersumber dari laba bersih tahun buku 2019. Setiap pemilik satu unit saham berhak atas dividen Rp 178,8.

Tahun lalu, Link Net mengantongi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebanyak Rp 894,53 miliar. Alhasil, rasio pembayaran dividen kali ini sebesar 54,99%.

Cum dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi pada 17 Juni 2020. Menyusul ex dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi 18 Juni 2020. Sementara cum dividen dan ex dividen di pasar tunai masing-masing pada 19 Juni 2020 dan 22 Juni 2020.

RUPST Link Net  juga menunjuk Ernst & Young sebagai auditor. "Kami berharap penunjukan salah satu auditor terbaik ini dapat memberikan good governance bagi Link Net karena mereka memiliki reputasi yang baik di Indonesia maupun internasional," kata Marlo. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×