kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45912,11   2,80   0.31%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lonjakan kasus Covid-19 dan PPKM darurat belum mengerem laju ekspansi Alfamart (AMRT)


Selasa, 06 Juli 2021 / 19:35 WIB
Lonjakan kasus Covid-19 dan PPKM darurat belum mengerem laju ekspansi Alfamart (AMRT)
ILUSTRASI. Gerai Alfamart


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lonjakan kasus covid-19 yang diiringi dengan pemberlakuan PPKM darurat membuat sektor usaha ritel kembali merana. Namun, kondisi ini belum mengusik rencana ekspansi dari PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT).

Corporate Affair Director AMRT  Solihan menyampaikan, emiten ritel pengelola jaringan Alfamart ini masih belum mengerem rencana penambahan gerai untuk tahun 2021. Asal tahu saja, AMRT berencana melakukan ekspansi dengan membidik pembukaan gerai baru sekitar 650 gerai hingga 850 gerai.

Untuk mendukung target tersebut, AMRT akan mengucurkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 2,5 triliun - Rp 3 triliun, yang akan didanai dari kas internal. Solihin tak merinci realisasi hingga semester pertama. Yang pasti, dia memastikan realisasi penambahan gerai baru dan serapan capex masih sesuai target.

"(2021) ini kan baru semester pertama, jadi kami masih tetap optimis. Sejauh ini belum ada perubahan ke hal-hal yang bersifat capex maupun rencana ekspansi. (sampai Semester I) masih on track," kata Solihin saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (6/7).

Baca Juga: Regulasi Membatasi Ekspansi Minimarket, bakal Berdampak ke Jumlah Gerai

Kendati begitu, Solihin tak menampik bahwa lonjakan kasus pandemi covid-19 membuat kinerja penjualan Alfamart Grup akan merosot. Gerai-gerai Alfamart Grup hadir di kawasan pemukiman dan juga perkantoran, sehingga pembatasan mobilitas dan penutupan perkantoran berdampak terhadap penjualan Alfamart.

Apalagi, jam operasional selama masa PPKM darurat pun menjadi semakin terbatas. "Otomatis pengunjung yang melakukan transaksi akan berkurang. Jadi sangat terdampak," ujar Solihin.

Solihin memberikan catatan, bahwa kondisi PPKM darurat ini sejatinya bukan hal yang baru. Menurutnya, masa PPKM darurat hampir serupa dengan masa pemberlakuan PSBB pada awal pandemi di Maret 2020 lalu. Sehingga, hasilnya lebih bisa diantisipasi karena sudah banyak adaptasi yang dilakukan.

"Jadi (dari sisi operasional gerai) kami melihat PPKM darurat mirip-mirip dengan PSBB dulu, kami sudah banyak belajar sehingga banyak yang bisa ditingkatkan," imbuh Solihin.

Solihin menyampaikan, sejak pandemi tahun lalu Alfamart Grup terus menggenjot penjualan melalui platform berbasis online. Tapi, strategi ini pun belum bisa menutupi penurunan penjualan secara offline. Dalam perhitungannya, penjualan lewat platformn online ini baru mengisi sekitar 1% dari total penjualan.

Berbeda dari segmen produk elektronik atau fashion, Solihin menyebut bahwa sektor ritel seperti Fast Moving Consumer Goods (FMCG) masih perlu beradaptasi untuk beralih ke penjualan digital. "Yang jelas bisnis ritel dan jasa itu hakekatnya bagaimana meningkatkan pelayanan dengan tingkat efisien yang lebih tinggi, online memang menjadi salah satu caranya," sambung Solihin.

Mengenai banyaknya masyarakat yang memburu sejumlah produk untuk meningkatkan imun seperti susu, vitamin dan suplemen kesehatan, Solihin melihat hal itu bukan sebagai fenomena yang luar biasa. Lonjakan pembelian pada produk-produk tersebut hanya akan terjadi sesaat, sebagaimana  saat masa awal pandemi tahun lalu.

 

Alhasil, stok produk pun tidak akan mengalami gangguan signifikan. "Kalau ada barang kosong, karena kami menyiapkan stok sesuai rata-rata penjualan, misalnya dalam sebulan 10, kan nggak mungkin tiba-tiba kami menyiapkan 500. Tapi juga akan landai lagi," pungkas Solihin.

Sebagai informasi, per Desember 2020, total jumlah gerai regular dan franchise AMRT mencapai 17.538 gerai. Bertambah 1.405 dari tahun sebelumnya. Sebaran gerai Alfamart grup berada di Jawa (non-Jabodetabek) sebesar 37%, Jabodetabek 32%, dan luar Jawa 31%.

Dalam periode kuartal pertama 2021, AMRT telah merealisasikan capex sekitar Rp 700 miliar. Dengan dana tersebut, AMRT telah membuka sekitar 250 gerai baru.

Selanjutnya: Kiat Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) jaga kinerja penjualan di tengah PPKM Mikro

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×