kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Luhut: Vatikan akui sawit dapat kurangi kemiskinan


Selasa, 15 Mei 2018 / 21:05 WIB
Luhut: Vatikan akui sawit dapat kurangi kemiskinan
ILUSTRASI. PROGRAM REPLANTING SAWIT RAKYAT


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perwakilan dari gereja katolik Vatikan, Kardinal Peter K.A. Turkson mengakui bahwa sektor pertanian termasuk perkebunan kelapa sawit bisa menjadi sektor usaha untuk mengurangi kemiskinan.

Hal ini diungkapkan dalam acara konferensi internasional tentang pengentasan kemiskinan dalam seminar di Pontifical Urban University Vatikan di Roma, Selasa (15/5). Acara ini pun dihadiri pihak Indonesia dan Malaysia.

Sektor sawit memang menjadi salah satu penopang ketenagakerjaan di Indonesia. Di Indonesia, ada 17 juta orang yang bekerja di sektor kelapa sawit, sedangkan di Malaysia sedikitnya 2 juta orang.

"Dari total 11,6 juta hektar perkebunan kelapa sawit Indonesia, 41% di antaranya adalah perkebunan rakyat. Ada 2,1 juta petani kelapa sawit di Indonesia," kata Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan seperti yang tertera dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id.

Luhut mengatakan, sektor pertanian sangat penting dan menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Pada sub sektor pertanian, kelapa sawit merupakan penyumbang devisa ekspor terbesar yaitu sekitar € 15,5 miliiar atau lebih dari Rp 250 triliun.

"Dari aspek penyerapan tenaga kerja, ada 17,5 juta masyarakat Indonesia yang bekerja baik langsung maupun tidak langsung di sektor kelapa sawit," kata Luhut.

Hal yan sama pun disampaikan oleh Tan Sri Bernanrd Giluk Dompok, Duta Besar Malaysia untuk Vatikan. “Kelapa sawit tidak saja menopang pertumbuhan ekonomi, tetapi sarana social inclusion dan environment protection," katanya.

Dompok mengatakan, produktivitas minyak sawit 10 kali lebih tinggi dibandingkan soyabean dan empat kali lebih tinggi dari bunga matahari. Karena itu, jika dunia ingin menahan laju deforestasi, maka menurutnya kelapa sawit adalah tanaman yang paling mungkin dikembangkan. Apalagi, sawit efektif menekan emisi gas rumah kaca.

Meski begitu, Turkson mengingatkan supaya kegiatan ekonomi diseimbangkan dengan pengelolaan lingkungan. Dia pun mendukung dialog antara para pemangku kepentingan untuk berdialog yang konstruktif guna mencari solusi dalam rangka mencapai keseimbangan ekonomi dan lingkungan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×