kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.624.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.305   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.109   35,72   0,50%
  • KOMPAS100 1.044   5,37   0,52%
  • LQ45 824   5,99   0,73%
  • ISSI 212   -0,11   -0,05%
  • IDX30 427   5,07   1,20%
  • IDXHIDIV20 512   6,64   1,31%
  • IDX80 119   0,49   0,41%
  • IDXV30 122   1,03   0,85%
  • IDXQ30 140   1,68   1,21%

Luncurkan Pengendali Gulma Padi, Syngenta Kenalkan Produk Topmost di Tiga Lokasi


Minggu, 02 Februari 2025 / 07:40 WIB
Luncurkan Pengendali Gulma Padi, Syngenta Kenalkan Produk Topmost di Tiga Lokasi
ILUSTRASI. Stasiun Riset dan Pengembangan Perlindungan Tanaman PT Syngenta Indonesia di Cikampek, Jawa Barat.


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Perusahaan agrikultur Syngenta Indonesia resmi meluncurkan produk TOPMOST, herbisida selektif untuk membantu petani mengendalikan gulma pada tanaman padi secara efektif. Peluncuran produk tersebut dilakukan di tiga Learning Development Center Syngenta yang berada di tiga lokasi yaitu Jember (18 Januari 2025), Solo (22 Januari 2025), dan Karawang (25 Januari 2025).

Adapun acara yang dihadiri oleh lebih dari 1.800 petani padi ini menandai langkah penting dalam upaya mendukung petani dan pemerintah untuk mencapai ketahanan pangan Indonesia.

Lianasari Sutjokro, Senior Brand Manager Herbicides Seedcare Biostimulant Syngenta Indonesia mengungkapkan, bahwa TOPMOST 30/300 OD dengan kombinasi bahan aktif Cyhalofop-butyl dan Ethoxysulfuron, menawarkan solusi komprehensif untuk mengendalikan gulma daun sempit, daun lebar, dan teki-tekian.

Kata dia, keberadaan gulma tersebut sangat merugikan petani karena dapat memengaruhi hasil panen. Dengan dosis 1 liter per hektare, TOPMOST dapat diaplikasikan saat tanaman padi berumur 12-18 hari setelah tanam (HST) atau saat gulma memiliki 3-5 helai daun.

Saat aplikasi, kata Liansari pastikan lahan dalam kondisi macak-macak (lembap dan tidak tergenang). Dengan mengikuti panduan penggunaan dan dosis rekomendasi, TOPMOST menjadi solusi bagi kebutuhan petani akan herbisida yang efektif dan efisien.

"TOPMOST bukan sekadar produk baru, tapi merupakan komitmen kami terhadap peningkatan produktivitas padi nasional," ujarnya, dalam keterangan tertulis, Minggu (2/2).

Selain itu, kata Lianasari, TOPMOST memiliki kandungan bahan aktif Cyhalofop-butyl yang paling tinggi dibandingkan produk sejenis sehingga lebih efektif dalam mengendalikan gulma.

Menurutnya, selama ini, petani Indonesia sering menghadapi tantangan dalam penggunaan herbisida selektif, termasuk kesulitan menentukan waktu aplikasi yang tepat, kebutuhan aplikasi berulang yang memakan waktu dan biaya, dan kekhawatiran akan dampak negatifnya terhadap tanaman padi. TOPMOST dirancang untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut.

Produk ini memiliki kinerja tangguh yang dapat mengendalikan berbagai jenis gulma pada tanaman padi, bersih dan praktis karena cukup satu (1) kali aplikasi tanpa harus melakukan penyemprotan lagi (respraying), serta aman dan nyaman karena tidak menimbulkan keracunan (toxicity) pada tanaman utama (padi).

"Saya sudah membuktikan keunggulan TOPMOST. Dengan pemakaian satu kali, gulma bersih sampai menjelang panen. Selain itu, tanaman padi tidak menjadi toksik (muncul daun merah dan keriting)," kata H. Masduki, petani padi dan palawija dari Subang.

Suhendro, Marketing Head Syngenta Indonesia menjelaskan, TOPMOST diharapkan menjadi pilihan petani karena merupakan herbisida purna tumbuh dengan harga ekonomis. Banyak produk herbisida yang beredar di pasar adalah herbisida pra tumbuh yaitu herbisida yang diaplikasikan sebelum gulma tumbuh.  

“Kali ini, kami memberikan pilihan herbisida awal purna tumbuh dan purna tumbuh supaya petani mempunyai pilihan di dalam mengendalikan gulma. Lebih lanjut, herbisida ini adalah herbisida yang aman terhadap tanaman padi,” jelasnya.

Sementara itu, peluncuran TOPMOST sejalan dengan prioritas pemerintah Indonesia dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional. Dengan potensi mencegah kehilangan hasil hingga 30-40%, TOPMOST diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap peningkatan produksi padi nasional.

Nani Dwi Astuti, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Karawang menururkan, Presiden Prabowo telah mencanangkan swasembada pangan, terutama beras. Namun tantangannya luas lahan semakin berkurang karena peruntukan di luar pertanian.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan produktivitas padi maka petani harus melakukan intensifikasi dengan menggunakan teknologi pertanian. Dengan penggunaan teknologi ini diharapkan produksi padi dapat meningkat pesat dan mencegah terjadinya impor beras.

Setelah peluncuran di tiga kota ini, Syngenta akan memperkenalkan TOPMOST di wilayah-wilayah utama penghasil padi lainnya. Langkah ini diharapkan dapat memperluas akses petani terhadap teknologi pertanian terkini dan mendukung peningkatan produktivitas padi secara nasional.

Selanjutnya: Inilah Cara & Syarat Membuat e-KTP Jika Hari Ini Minggu 2 Februari 2025 Umur 17 Tahun

Menarik Dibaca: Macam-Macam Penyebab Kadar Gula Darah Tinggi pada Orang yang Tidak Diabetes

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag

TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×