Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan mobil retail berhasil bertumbuh pada bulan Juli 2025. Namun pertumbuhannya terbatas, meski sudah ada stimulus dari pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) pada bulan tersebut.
Menurut data Gaikindo, penjualan retail mobil pada bulan Juli mencapai 62.770 unit, hanya bertambah 1,75% dibanding bulan sebelumnya (MoM).
Pun jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY), angkanya turun 16,96%. Padahal, keduanya sama-sama menjadi momentum gelaran GIIAS.
Menanggapi hal ini, Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara menjelaskan bahwa dampak GIIAS terhadap penjualan mobil memang belum nampak seluruhnya pada data bulan yang sama.
“Biasanya hasil dari GIIAS itu baru bisa direkap maksimal satu bulan setelahnya. Karena pada saat GIIAS itu yang dicatat SPK (surat pemesanan kendaraan). Nah SPK itu belum tentu terealisasi semua, biasanya kurang dari itu,” kata Kukuh kepada Kontan, Senin (11/8/2025).
Baca Juga: Pasar Otomotif Lesu, Penjualan Mobil RI Bisa Anjlok di Bawah 800.000 Unit
Maka dari itu, Kukuh bilang tak bisa serta merta menafsirkan dampak GIIAS melalui data penjualan di bulan penyelenggaraan pameran.
Kendati begitu, secara historis sebenarnya selalu terjadi peningkatan penjualan signifikan pada bulan penyelenggaraan GIIAS.
Tahun 2022, ketika GIIAS diselenggarakan pada bulan Agustus, penjualan retail pada bulan itu tumbuh 13,22% secara MoM menjadi 91.163 unit. Sebulan setelahnya, pertumbuhan juga masih tercatat namun lebih terbatas, yakni sebesar 4,68% secara MoM menjadi 95.426 unit.
Kemudian pada 2023, ketika GIIAS diselenggarakan pada bulan Agustus, penjualan retail pada bulan ini tumbuh 13,11% secara MoM menjadi 86.371 unit. Namun sebulan setelahnya angkanya justru turun 6,24% secara MoM menjadi 80.984 unit.
Pun tren serupa terjadi pada tahun 2024, ketika GIIAS diselenggarakan pada bulan Juli, penjualan mobil retail tumbuh 7,54% secara MoM menjadi 75.588 unit. Kemudian sebulan setelahnya tumbuh tipis 1,61% secara MoM menjadi 76.806 unit.
Di luar itu, Kukuh bilang pada dasarnya penjualan mobil memang lesu tahun ini, dan itu berkaitan dengan kondisi ekonomi masyarakat.
“Dari data-data perekonomian kan itu kelas menengah juga lagi tertekan. Di satu sisi income masyarakat menurun, harga mobilnya juga tidak turun. Padahal sebagian besar mobil-mobil yang laku dijual di Indonesia adalah mobil-mobil untuk kelas menengah ke bawah, bukan ke atas,” ungkapnya.
Kukuh menyebut sebanyak 70% mobil yang laku di pasar Indonesia merupakan mobil seharga di bawah Rp 300 juta. Sayangnya, beban biaya tambahan di Indonesia, seperti pajak dan lainnya, membuat harga mobil kian tak terjangkau oleh kemampuan masyarakat.
Meski begitu, ia tetap tak merevisi target penjualan mobil 2025 di level 750.000–900.000 unit. Pun di kuartal IV-2025 nanti, Kukuh bilang industri mobil masih punya potensi dorongan penjualan dari pameran Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW).
Secara keseluruhan, ia bilang momentum pameran otomotif akan selalu relevan menjadi daya tarik pelaku industri otomotif untuk berinvestasi di Indonesia dan pada gilirannya mendorong penjualan.
“Karena berbagai pabrikan itu memanfaatkan pameran sebagai momentum launching produk baru,” sebutnya.
Baca Juga: GIIAS 2025 Dongkrak Penjualan Mobil Juli, Meski Secara Tahunan Masih Lesu
Selanjutnya: Belajar jadi UMKM Lebih Berdaya di Pojok Belajar GoFood
Menarik Dibaca: 4 Tips Hadapi Cuaca Panas Ala Jasjus, Biar Tetap Segar & Nggak ‘Halu’
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News